SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Guided imagery
Pokok Bahasan : Guided
Imagery Autogenic Abstraction
islami
Target/sasaran : Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
Narkoba
Hari/tanggal : Senin, 30 Maret 2020
Waktu : 09.00-09.30 wib (1x30 menit)
Tempat : Lapas
A.
TUJUAN
1. Tujuan
instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti
kegiatan guided imagery islami
diharapkan agar peserta atau klien dapat mengeksplor teknik guided imagery islami sehingga peserta
atau klien bisa memahami, mengahyati, dan mengubah dirinya menjadi pribadi yang
lebih baik.
2. Tujuan
Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan guided imagery islami, WBP narkoba mampu:
a.
mendeskripsikan tentang guided imagery islami;
b.
mengeksplor tentang tujuan guided imagery islami;
c.
mengeksplor tentang langkah-langkah guided imagery islami;
B.
MATERI
Materi
yang akan disampaikan terlampir.
C.
PESERTA
Warga
Binaan Pemasyarakatan Narkoba.
D.
METODE
Demonstrasi
Guided Imagery Islami.
E.
KEGIATAN
No. |
Waktu |
Kegiatan |
Peserta |
1. |
5
menit |
Kegiatan
membuka penyuluhan Tahap
Pendahuluan ·
Mengucap salam ·
Memperkenalkan diri ·
Menggali pengetahuan tentang guided imagery islami. ·
Menjelaskan tujuan yang akan dicapai |
· Menjawab salam · Mengenal
perawat · Mengemukakan
pendapat sesuai dengan apa yang diketahui · Menyimak
dengan seksama |
2. |
15
menit |
Kegiatan inti
(Tahap penyajian): ·
Menggali pemahaman klien tentang guided imagery islami. ·
Menjelaskan guided
imagery islami. ·
Melakukan demonstrasi tentang guided imagery islami.
§ Membimbing
pasien untuk imajinasi yang disukai.
·
Memberikan reinforcement positif atas jawaban klien. |
·
Mendengar dengan seksama ·
Menyimak dengan seksama ·
Mendengarkan penjelasan ·
Klien menyimak penjelasan ·
Mengikuti arahan pembimbing ·
Menerima reinforcement diberikan. |
3. |
10
menit |
Kegiatan
menutup pendidikan kesehatan (Tahap
penutup) ·
Mengajukan pertanyaan sebagai evaluasi § Menggali
pemahaman klien tentang guided imagery
islami. § Menggali
pemahaman klien tentang tujuan guided
imagery islami. § Mengagali
pemahaman klien tentang langkah-langkah guided
imagery islami. ·
Menyampaikan kesimpulan ·
Mengucapkan salam penutup. |
·
Klien menjawab pertanyaan yang diberikan ·
Menjawab salam. |
a.
EVALUASI
1. Evaluasi
proses
Guided imagery
islami berjalan sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan, pemateri menguasai
materi yang disampaikan, pemateri melakukan demonstrasi guided imagery islami, dan klien berpartisipasi aktif selama
berlangsungnya kegiatan.
2. Evaluasi
hasil
Klien
memahami topik guided imagery islami
sebesar 80%.
A. Kegiatan
Guided Imagery
1. Pengertian
Guided Imagery
Guided Imagery
(imajinasi terbimbing) adalah upaya untuk menciptakan kesan dalam pikiran
klien, kemudian berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap
dapat menurunkan persepsi klien terhadap nyeri.1 Guided imagery adalah metode relaksasi
untuk mengkhayalkan tempat dan kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi yang
menyenangkan. Khayalan tersebut memungkinkan klien memasuki keadaan atau
pengalaman relaksasi.2 Mendorong untuk
mengkhayal atau Guided imagery yaitu
melakukan bimbingan yang baik kepada klien untuk mengkhayal.3
2. Tujuan
Guided Imagery
Tujuan
dari guided imagery adalah
mengerahkan secara lembut seseorang kedalam keadaan dimanan pikiran mereka
tenang dan tetap. Teknik ini dapat mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan
yang efektif dan membantu tubuh mengurangi berbagai macam penyakit seperti
depresi, alergi dan asma.4
3.
Macam-macam Teknik Guided Imagery
Berdasarkan
pada penggunaannya terdapat beberapa macam teknik guided imagery sebagai berikut:4
a.
Guided
Walking Imagery
Teknik ini ditemukan
oleh psikoleuner. Pada teknik ini
pasien dianjurkan untuk mengimajinasikan pemandangan standar seperti padang
rumput, pegunungan, pantai dll.
b.
Autogenic
Abstraction
Dalam teknik ini pasien
diminta untuk memilih sebuah perilaku negatif yang ada dalam pikirannya
kemudian pasien mengungkapkan secara verbal tanpa batasan. Bila berhasil akan
tampak perubahan dalam hal emosional dan raut muka pasien.
c.
Covert
Sensitization
Teknik ini berdasar
pada paradigma reinforcement yang
menyimpulkan bahwa proses imajinasi dapat dimodifikasi berdasarkan pada prinsip
yang sama dalam modifikasi perilaku.
d.
Covert
Behaviour Rehearsal
Teknik ini mengajak
seseorang untuk mengimajinasikan perilaku koping yang dia inginkan. Teknik ini
lebih banyak digunakan.
4. Pelaksanaan
Guided Imagery
Pengaturan
posisi yang nyaman pada klien. Dengan suara yang lembut, klien dibawa menuju ke
tempat spesial dalam imajinasi mereka (misal: sebuah pantai pasir putih, air
terjun, taman bunga, dan pegunungan). Mereka dapat merasa aman dan bebas dari
dari segala gangguan. Meminta klien untuk tetap fokus pada bayangan yang
menyenangkan sambal merelaksasikan tubuhnya. Teknik guided imagery, dapat juga digunakan audio tape dengan musik yang
lembut atau suara-suara alam sebagai background. Waktu yang digunakan 15 menit.3
Prosedur
pelaksanaan guided imagery:
a. Mengatur
posisi yang nyaman menurut pasien sesuai kondisi pasien (duduk/berbaring).
b. Klien
menutup mata.
c. Letakkan
tubuh senyaman-nyamannya.
d. Periksa
otot-otot klien dalam keadaan relaks.
e. Ambil
nafas melalui hidung, tahan sebentar, dan keluarkan melalui mulut
perlahan-lahan (sesuai bimbingan).
f. Minta
klien untuk membayangkan hal-hal yang menyenangkan atau keindahan, dan pastikan
klien mampu melakukannya.
g. Kalau
perlu tanyakan kepada klien, bila belum bisa dan gagal, Secara terbimbing
perawat meminta klien untuk melakukan imaginasi sesuai dengan ilustrasi yang
dicontohkan perawat.
h. Biarkan
klien menikmati imaginasinya.
i.
Setelah terlihat adanya respon bahwa
klien mampu, dan waktu dalam rentang 15 menit, minta klien untuk membuka mata.
B. Alasan
Pemilihan Kegiatan Guided Imagery
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama
dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (Puslitkes UI) tahun
2015, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba berada dikisaran 2,20% atau
sekitar 4.098.029 orang dari total populasi penduduk Indonesia (berusia 10-59
tahun). Dibandingkan dengan hasil penelitian tahun 2014 mengalami peningkatan
0,02% dari 2,18% (2014) menjadi 2,20% (2015) dengan data coba pakai kurang
lebih 1,59 juta orang (39%), teratur pakai sebanyak kurang lebih 1,51 juta
orang (37%), pecandu suntik kurang lebih 68,90 ribu orang (2%), dan pecandu
bukan suntik kurang lebih 918,25 ribu orang (22%).5
Prevalensi
gangguan kecemasan diperkirakan antara 9%-12% dari populasi umum di Indonesia.
Prevalensi nasional gangguan kecemasan menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa remaja di Indonesia sebesar 6% untuk
usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk mengalami gangguan mental
emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala kecemasan dan depresi.6 Para pecandu
narkoba atau pengguna NAPZA sering memiliki perasaan cemas, takut dan tidak
tenang serta jantung merasa berdebar-debar. Sehubungan dengan salah satu dampak
terjadinya gangguan kecemasan yaitu penyalahgunaan zat, kenyataannya Indonesia
termasuk salah satu negara yang bermasalah di bidang tersebut. Perubahan pola
hidup di masyarakat terutama masyakarat perkotaan ikut menjadi faktor penyebab
dari pemakaian obat terlarang dan narkotika.7
Kecemasan yang
tinggi dapat memberikan efek dalam mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh yang
ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi nadi,
peningkatan frekuensi napas.8 Kondisi ini
memerlukan suatu upaya dalam menurunkan kecemasan yang dapat dilakukan dengan
mengajarkan pasien tentang teknik relaksasi, misalnya: nafas dalam,
mendengarkan musik, pijat dan guided
imagery. Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan kendali dan percaya diri
serta mengurangi stress dan kecemasan yang dirasakan.9
STANDART
PROSEDUR OPERASIONAL
PELAKSANAAN
TERAPI GUIDED IMAGERY
Kegiatan:
1. Bina
hubungan saling percaya dan gali motivasi responden.
2. Jelaskan
prosedur, tujuan, posisi, waktu dan peran sebagai pembimbing
3. Anjurkan
klien mencari posisi yang nyaman menurut klien.
4. Duduk
dengan klien tetapi tidak mengganggu.
5. Membuat
individu dalam keadaan santai yaitu dengan cara:
a. Mengatur
posisi yang nyaman (duduk atau berbaring)
b. Silangkan
kaki, tutup mata atau fokus pada suatu titik atau suatu benda di dalam ruangan.
c. Fokus
pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan, napas berikutnya
biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap fokus pada pernapasan dan
tetapkan pikiran bahwa tubuh semakin santai dan lebih santai.
d. Rasakan
tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala sampai ujung kaki.
e. Jika
pikiran tidak fokus, ulangi kembali pernapasan dalam dan pelan.
6. Sugesti
khusus untuk imajinasi yaitu:
a. Pikirkan
bahwa seolah-olah pergi ke suatu tempat yang menyenangkan dan merasa senang
ditempat tersebut.
b. Sebutkan
apa yang bisa dilihat, dengar, cium, dan apa yang dirasakan
c. Ambil
napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat tersebut
d. Sekarang,
bayangkan diri responden seperti yang responden inginkan (uraikan sesuai tujuan
dan motivasi yang akan dicapai/diinginkan: pembimbing mengarahkan klien untuk
instropeksi diri terhadap perilaku negatif klien dan mengarahkan kepada
motivasi positif dan rahmat Allah SWT yang luas).
7. Beri
kesimpulan dan perkuat hasil praktek yaitu:
a. Mengingat
bahwa responden dapat kembali ke tempat ini, perasaan ini, cara ini kapan saja
responden menginginkan
b. Responden
bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan, santai, dan membayangkan
diri berada pada tempat yang disenangi
8. Kembali
ke keadaan semula yaitu:
a. Ketika
responden telah siap kembali ke ruang dimana responden berada
b. Responden
merasa segar dan siap untuk melanjutkan kegiatan responden
c. Responden
dapat membuka mata dan ceritakan pengalamannya ketika responden telah siap
9. Catat
hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk digunakan pada latihan
selanjutnya dengan menggunakan informasi spesifik yang diberikan klien dan
tidak membuat perubahan pernyataan klien.
(Sumber:
Jihan Nisa Afdila (2016) dan ditambahkan penulis pada poin 6 (d): arahan
islami)
LEMBAR
PENILAIAN
PELAKSANAAN
TERAPI GUIDED IMAGERY
No. |
Kegiatan |
Dilakukan |
|
Ya |
Tidak |
||
1. |
Bina
hubungan saling percaya dan gali motivasi responden |
|
|
2. |
Jelaskan
prosedur, tujuan, posisi, waktu dan peran sebagai pembimbing |
|
|
3. |
Anjurkan
klien mencari posisi yang nyaman menurut klien |
|
|
4. |
Duduk
dengan klien tetapi tidak mengganggu |
|
|
5. |
Membuat
individu dalam keadaan santai yaitu dengan cara: f.
Mengatur posisi yang nyaman
(duduk atau berbaring) |
|
|
g. Silangkan
kaki, tutup mata atau fokus pada suatu titik atau suatu benda di dalam
ruangan. |
|
|
|
h. Fokus
pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan, napas berikutnya
biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap fokus pada pernapasan dan
tetapkan pikiran bahwa tubuh semakin santai dan lebih santai. |
|
|
|
i.
Rasakan tubuh menjadi lebih berat
dan hangat dari ujung kepala sampai ujung kaki. |
|
|
|
j.
Jika pikiran tidak fokus, ulangi
kembali pernapasan dalam dan pelan. |
|
|
|
6. |
Sugesti
khusus untuk imajinasi yaitu: e. Pikirkan
bahwa seolah-olah pergi ke suatu tempat yang menyenangkan dan merasa senang
ditempat tersebut. |
|
|
f. Sebutkan
apa yang bisa dilihat, dengar, cium, dan apa yang dirasakan |
|
|
|
g. Ambil
napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat tersebut |
|
|
|
h. Sekarang,
bayangkan diri responden seperti yang responden inginkan (uraikan sesuai
tujuan dan motivasi yang akan dicapai/diinginkan: pembimbing mengarahkan
klien untuk instropeksi diri terhadap perilaku negatif klien dan mengarahkan
kepada motivasi positif dan rahmat Allah SWT yang luas). |
|
|
|
7. |
Beri
kesimpulan dan perkuat hasil praktek yaitu: c. Mengingat
bahwa responden dapat kembali ke tempat ini, perasaan ini, cara ini kapan
saja responden menginginkan. |
|
|
d. Responden
bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan, santai, dan
membayangkan diri berada pada tempat yang disenangi. |
|
|
|
8. |
Kembali
ke keadaan semula yaitu: d. Ketika
responden telah siap kembali ke ruang dimana responden berada. |
|
|
e.
Responden merasa segar dan siap
untuk melanjutkan kegiatan responden. |
|
|
|
f.
Responden dapat membuka mata dan
ceritakan pengalamannya ketika responden telah siap. |
|
|
|
9. |
Catat
hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk digunakan pada latihan
selanjutnya dengan menggunakan informasi spesifik yang diberikan klien dan
tidak membuat perubahan pernyataan klien. |
|
|
REFERENSI:
1. Prasetyo
SN. Konsep dan proses keperawatan nyeri. Jogjakarta: Graha Ilmu; 2010.
2. Kaplan HI,
Sadock BJ. Sinopsis psikiatri ilmu pengetahuan perilaku klinis. 2nd ed.
Tangerang: Bina Rupa Asara Publisher; 2010.
3. Asmadi. Teknik
prosedural keperawatan konsep aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba
Medika; 2008.
4. Sugeng P.
Efektifitas teknik relaksasi guided imagery terhadap penurunan nyeri pada
pasien post operasi di Ruang Pulih Sadar Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr.
Moewardi [Internet]. WebMD. 2011 [cited 2020 Mar 20]. Available from:
http://www.webmd.com
5. Murkal M.
Laporan kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2015. Jakarta; 2015.
6. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. Penyajian pokok-pokok
hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta; 2013.
7. Narendra MB,
Narendra TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IN, Wiradisuria S. Tumbuh kembang
anak dan remaja. Jakarta: Sagung Seto; 2010.
8. Muttaqin A,
Sari K. Asuhan keperawatan perioperatif: konsep, proses, dan aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika; 2009.
9. Stuart GW.
Buku saku keperawatan jiwa. 5th ed. Jakarta: EGC; 2007.
Comments
Post a Comment