Menurut Guba dan Lincoln kriteria penelitian dapat dipercaya dalam menampilkan fenomena yang mendukung keakuratan penelitian, meliputi: 1. Credibility merupakan penelitian dipercaya ketika partisipan mengakui temuan penelitian sebagai pengalamannya. 2. Dependability merupakan data yang didapatkan stabil pada setiap waktu dan kondisi. Proses penelitian logis, dapat dilacak, dan pendokumentasian jelas. 3. Conformability merupakan objektivitas data atau kenetralan data yang menunjukkan bahwa intepretasi dan temuan penelitian jelas berasal dari data serta sebagai petunjuk sebuah kesimpulan dan intepretasi telah di capai. Transferability merupakan generalisasi penerapan hasil penelitian untuk diterapkan pada tempat atau kondisi yang setara.
Inisial Klien :
Diagnose Medis : CHF grade II
No. Reg. :
Tanggal :
Diagnosa Keperawatan Dan Dasar Pemikiran :
Dx. Kep : Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas.
Data subjektif :
Pasien mengatakan sesak napas, sesak bertambah saat berjalan.
Data objektif :
Dispnea
RR 26x/menit
Nadi 118 x/menit
Nadi tidak teratur
Kulit lembab
Palpitasi
HasilEKG : sinus takikardi, ST elevasi di V2, V3, V4.
Odema pada kedua kaki
Trigliserida H 161 mg/dl
Kolesterol H 249 mg/dl
LDL H 189.8 mg/dl
Dasar Pemikiran :
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari normal. Dapat dijelaskan dengan persamaan CO = HR x SV di mana curah jantung (CO: Cardiac output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR: Heart Rate) x Volume Sekuncup (SV: Stroke Volume).
Frekuensi jantung adalah fungsi dari sistem saraf otonom. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi, yang tergantung pada 3 faktor, yaitu: (1) Preload (yaitu sinonim dengan Hukum Starling pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut jantung); (2) Kontraktilitas (mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium); (3) Afterload (mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriole).
Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami beberapa adaptasi yang terjadi baik pada jantung dan secara sistemik. Jika volume sekuncup kedua ventrikel berkurang akibat penekanan kontraktilitas atau afterload yang sangat meningkat, maka volume dan tekanan pada akhir diastolik di dalam kedua ruang jantung akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan panjang serabut miokardium pada akhir diastolik dan menyebabkan waktu sistolik menjadi singkat. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka akan terjadi dilatasi ventrikel. Cardiac output pada saat istirahat masih bisa berfungsi dengan baik tapi peningkatan tekanan diastolik yang berlangsung lama (kronik) akan dijalarkan ke kedua atrium, sirkulasi pulmoner dan sirkulasi sitemik. Akhirnya tekanan kapiler akan meningkat yang akan menyebabkan transudasi cairan dan timbul edema paru atau edema sistemik.
Penurunan cardiac output, terutama jika berkaitan dengan penurunan tekanan arterial atau penurunan perfusi ginjal, akan mengaktivasi beberapa sistem saraf dan humoral. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis akan memacu kontraksi miokardium, frekuensi denyut jantung dan vena; yang akan meningkatkan volume darah sentral yang selanjutnya meningkatkan preload. Meskipun adaptasi-adaptasi ini dirancang untuk meningkatkan cardiac output, adaptasi itu sendiri dapat mengganggu tubuh. Oleh karena itu, takikardi dan peningkatan kontraktilitas miokardium dapat memacu terjadinya iskemia pada pasien dengan penyakit arteri koroner sebelumnya dan peningkatan preload dapat memperburuk kongesti pulmoner.
Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan
Implementasi: melakukan perekaman EKG.
Prinsip Tindakan
Pengertian
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik jantung
Tujuan
Tujuan melakukan pemasangan EKG adalah untuk menentukan kelainan seperti:
Gangguan irama jantung (disritmia).
Pembesaran atrium atau ventrikel.
Iskemik atau infark miokard.
Infeksi lapisan jantung (perikarditis).
Efek obat-obatan.
Gangguan elektrolit.
Penilaian fungsi pacu jantung.
Cara Merekam EKG.
Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
Periksa kembali standarisasi EKG.
Kalibrasi 1 mv (10 mm).
Kecepatan 25 mm/detik. Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas bergerak, tombol kalibrasi ditekan 2-3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm.
Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara berturut-turut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR, aVL, aVF, VI, V2, V3, V4, V5,V6. Setelah pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3kali, setelah itu matikan mesin EKG.
Rapikan pasien dan alat-alat.
Catat di pinggir kiri atas kertas EKG: Nama pasien, Umur, Tanggal/Jam, Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah.
Dibawah tiap lead, diberi tanda lead berapa.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan :
Status kesehatan klien, pantau setiap saat.
Pemasangan EKG harus sesuai dengan cara yang benar.
Pasien diusahakan jangan terkena besinya, jangan batuk, dan tidak mengobrol, karena akan mempengaruhi hasil EKG.
Hal-hal penting yang harus dicatat :
Nama pasien
Status klien (usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, tekanan darah).
Tanggal/jam.
Dokter yang merawat.
Yang membuat perekaman pada kiri bawah.
Rekam medik pasie.
Frekuensi jantung per menit.
Irama jantung.
Gelombang P.
Interval P-R.
Kompleks QRS.
Gelombang T dan U.
Kelainan EKG yang ditemukan.
Analisa Tindakan Keperawatan
Jantung adalah bagian dari tubuh manusia yang memiliki aktivitas listrik atau dikenal dengan bioelektrik. Aktivitas kelistrikan jantung dapat direkam. Aktivitas jantung akan menghasilkan suatu gelombang EKG yang terdiri dari gelombang P, kompleks gelombang QRS, dan gelombang T. Perekaman aktivitas jantung dapat dimanfaatkan untuk menganalisa bagaimana karakteristik dari jantung. Perekaman aktivitas jantung ini dikenal dengan istilah elektrokardiogram (EKG). EKG yang banyak digunakan saat ini berupa EKG dengan pengiriman data menggunakan kabel.
Pada umumnya EKG digunakan untuk menegakkan diagnosa terhadap penyakit jantung. Sebagaimana EKG dilakukan untuk mengetahui adanya keabnormalan irama jantung, kelainan pada otot jantung adanya kardiomegali atau pembesaran jantung, perikarditis dan gagal jantung.
Kerugian
Tidak bisa sepenuhnya menunjukkan diagnosis penyakit jantung koroner
Apabila ditemukan adanya kelainan akan membutuhkan pemriksaan penunjang lainnya.
Hasil Yang Di Dapat Dan Maknanya
S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak napas.
O :
TD 110/74 mmHg
Nadi 77 x/menit
RR 20 x/menit
Terlihat segar
Tidak Dyspnea
Hasl EKG sinus rytm.
A : Masalah keperawatan penurunan curah jantung teratasi.
P : motivasi istirahat yang adekuat.
Tindakan Keperawatan Yang Lain
Melakukan pengkajian circulasi pasien
Memonitor TTV pasien
Memonitor status pernapasan pasien
Memonitor toleransi aktivitas pasien
Memberikan obat terapi :
Digoxin 0,25.
Spironolactan 25 mg.
Simvastatin 10 mg.
Lasix 20 mg.
Evaluasi Diri
Hasil perekaman EKG pasien normal atau sinus rytm.
Daftar Pustaka
Marilynn & Lee. (2011). Seri Panduan Praktis Keperawatan Klinis. Jakarta: Erlangga.
Surya Darma. (2010). Sistematika Intrepetasi Ekg. Jakarta: EGC.
Yanita, Tetra, Dwi & Endri. (2008). Panduan Skills Lab Ketrampilan Dasar Dalam Keperawatan: Yogyakarta.
Diagnose Medis : CHF grade II
No. Reg. :
Tanggal :
Diagnosa Keperawatan Dan Dasar Pemikiran :
Dx. Kep : Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas.
Data subjektif :
Pasien mengatakan sesak napas, sesak bertambah saat berjalan.
Data objektif :
Dispnea
RR 26x/menit
Nadi 118 x/menit
Nadi tidak teratur
Kulit lembab
Palpitasi
HasilEKG : sinus takikardi, ST elevasi di V2, V3, V4.
Odema pada kedua kaki
Trigliserida H 161 mg/dl
Kolesterol H 249 mg/dl
LDL H 189.8 mg/dl
Dasar Pemikiran :
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari normal. Dapat dijelaskan dengan persamaan CO = HR x SV di mana curah jantung (CO: Cardiac output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR: Heart Rate) x Volume Sekuncup (SV: Stroke Volume).
Frekuensi jantung adalah fungsi dari sistem saraf otonom. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi, yang tergantung pada 3 faktor, yaitu: (1) Preload (yaitu sinonim dengan Hukum Starling pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut jantung); (2) Kontraktilitas (mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium); (3) Afterload (mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriole).
Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami beberapa adaptasi yang terjadi baik pada jantung dan secara sistemik. Jika volume sekuncup kedua ventrikel berkurang akibat penekanan kontraktilitas atau afterload yang sangat meningkat, maka volume dan tekanan pada akhir diastolik di dalam kedua ruang jantung akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan panjang serabut miokardium pada akhir diastolik dan menyebabkan waktu sistolik menjadi singkat. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka akan terjadi dilatasi ventrikel. Cardiac output pada saat istirahat masih bisa berfungsi dengan baik tapi peningkatan tekanan diastolik yang berlangsung lama (kronik) akan dijalarkan ke kedua atrium, sirkulasi pulmoner dan sirkulasi sitemik. Akhirnya tekanan kapiler akan meningkat yang akan menyebabkan transudasi cairan dan timbul edema paru atau edema sistemik.
Penurunan cardiac output, terutama jika berkaitan dengan penurunan tekanan arterial atau penurunan perfusi ginjal, akan mengaktivasi beberapa sistem saraf dan humoral. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis akan memacu kontraksi miokardium, frekuensi denyut jantung dan vena; yang akan meningkatkan volume darah sentral yang selanjutnya meningkatkan preload. Meskipun adaptasi-adaptasi ini dirancang untuk meningkatkan cardiac output, adaptasi itu sendiri dapat mengganggu tubuh. Oleh karena itu, takikardi dan peningkatan kontraktilitas miokardium dapat memacu terjadinya iskemia pada pasien dengan penyakit arteri koroner sebelumnya dan peningkatan preload dapat memperburuk kongesti pulmoner.
Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan
Implementasi: melakukan perekaman EKG.
Prinsip Tindakan
Pengertian
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik jantung
Tujuan
Tujuan melakukan pemasangan EKG adalah untuk menentukan kelainan seperti:
Gangguan irama jantung (disritmia).
Pembesaran atrium atau ventrikel.
Iskemik atau infark miokard.
Infeksi lapisan jantung (perikarditis).
Efek obat-obatan.
Gangguan elektrolit.
Penilaian fungsi pacu jantung.
Cara Merekam EKG.
Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
Periksa kembali standarisasi EKG.
Kalibrasi 1 mv (10 mm).
Kecepatan 25 mm/detik. Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas bergerak, tombol kalibrasi ditekan 2-3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm.
Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara berturut-turut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR, aVL, aVF, VI, V2, V3, V4, V5,V6. Setelah pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3kali, setelah itu matikan mesin EKG.
Rapikan pasien dan alat-alat.
Catat di pinggir kiri atas kertas EKG: Nama pasien, Umur, Tanggal/Jam, Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah.
Dibawah tiap lead, diberi tanda lead berapa.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan :
Status kesehatan klien, pantau setiap saat.
Pemasangan EKG harus sesuai dengan cara yang benar.
Pasien diusahakan jangan terkena besinya, jangan batuk, dan tidak mengobrol, karena akan mempengaruhi hasil EKG.
Hal-hal penting yang harus dicatat :
Nama pasien
Status klien (usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, tekanan darah).
Tanggal/jam.
Dokter yang merawat.
Yang membuat perekaman pada kiri bawah.
Rekam medik pasie.
Frekuensi jantung per menit.
Irama jantung.
Gelombang P.
Interval P-R.
Kompleks QRS.
Gelombang T dan U.
Kelainan EKG yang ditemukan.
Analisa Tindakan Keperawatan
Jantung adalah bagian dari tubuh manusia yang memiliki aktivitas listrik atau dikenal dengan bioelektrik. Aktivitas kelistrikan jantung dapat direkam. Aktivitas jantung akan menghasilkan suatu gelombang EKG yang terdiri dari gelombang P, kompleks gelombang QRS, dan gelombang T. Perekaman aktivitas jantung dapat dimanfaatkan untuk menganalisa bagaimana karakteristik dari jantung. Perekaman aktivitas jantung ini dikenal dengan istilah elektrokardiogram (EKG). EKG yang banyak digunakan saat ini berupa EKG dengan pengiriman data menggunakan kabel.
Pada umumnya EKG digunakan untuk menegakkan diagnosa terhadap penyakit jantung. Sebagaimana EKG dilakukan untuk mengetahui adanya keabnormalan irama jantung, kelainan pada otot jantung adanya kardiomegali atau pembesaran jantung, perikarditis dan gagal jantung.
Kerugian
Tidak bisa sepenuhnya menunjukkan diagnosis penyakit jantung koroner
Apabila ditemukan adanya kelainan akan membutuhkan pemriksaan penunjang lainnya.
Hasil Yang Di Dapat Dan Maknanya
S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak napas.
O :
TD 110/74 mmHg
Nadi 77 x/menit
RR 20 x/menit
Terlihat segar
Tidak Dyspnea
Hasl EKG sinus rytm.
A : Masalah keperawatan penurunan curah jantung teratasi.
P : motivasi istirahat yang adekuat.
Tindakan Keperawatan Yang Lain
Melakukan pengkajian circulasi pasien
Memonitor TTV pasien
Memonitor status pernapasan pasien
Memonitor toleransi aktivitas pasien
Memberikan obat terapi :
Digoxin 0,25.
Spironolactan 25 mg.
Simvastatin 10 mg.
Lasix 20 mg.
Evaluasi Diri
Hasil perekaman EKG pasien normal atau sinus rytm.
Daftar Pustaka
Marilynn & Lee. (2011). Seri Panduan Praktis Keperawatan Klinis. Jakarta: Erlangga.
Surya Darma. (2010). Sistematika Intrepetasi Ekg. Jakarta: EGC.
Yanita, Tetra, Dwi & Endri. (2008). Panduan Skills Lab Ketrampilan Dasar Dalam Keperawatan: Yogyakarta.
Comments
Post a Comment