Skip to main content

Trustworthiness of Data

  Menurut Guba dan Lincoln kriteria penelitian dapat dipercaya dalam menampilkan fenomena yang mendukung keakuratan penelitian, meliputi: 1.       Credibility merupakan penelitian dipercaya ketika partisipan mengakui temuan penelitian sebagai pengalamannya. 2.       Dependability merupakan data yang didapatkan stabil pada setiap waktu dan kondisi. Proses penelitian logis, dapat dilacak, dan pendokumentasian jelas. 3.       Conformability merupakan objektivitas data atau kenetralan data yang menunjukkan bahwa intepretasi dan temuan penelitian jelas berasal dari data serta sebagai petunjuk sebuah kesimpulan dan intepretasi telah di capai. Transferability merupakan generalisasi penerapan hasil penelitian untuk diterapkan pada tempat atau kondisi yang setara.

askep intervensi krisis anak pre school

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PRA SEKOLAH

 A.         PENGKAJIAN KELUARGA

 I.      DATA UMUM

1. Nama Kepala Keluarga     : Tn. I
2. Usia                                   : 28 tahun
3. Pendidikan                                    : SMA
4. Pekerjaan                           : Wiraswasta
5. Alamat                              Kupang Rengas Ambarawa.
6. Komposisi Keluarga          :

No.
Nama
Umur
K
Hub. Dgn KK
Pendidikan
Pekerjaan
1
Tn. I
28 th
L
KK
SMA
Wiraswasta
2
Ny. L
28 th
P
Istri
SMA
Ibu RT
3
An. S
4 th
P
Anak
-
-


Tn. H 54 th
 
Ny. S 49 th
 
7. Genogram
Tn.K 54 th
 
Ny. N 50 th Skt mata&hipotensi
 
 

Tn.M 36 th
 
Tn.B 32 th
 
Tn.T 21 th
 
Tn.A 10 th
 
Nn.M 17 th
 
Nn. S 20 th
 
Tn.K 35   th
 
Ny. L 28 th
 
Tn. I 28 th
 


An.S, 4 th caries gigi
 
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
                   : Tinggal serumah

8.   Tipe Keluarga
      Keluarga Tn. I termasuk tipe keluarga Nuclear Family, yaitu di dalam satu rumah terdapat satu keluarga inti, yaitu Tn. I sebagai kepala keluarga, Ny. L sebagai istri dan An. S sebagai anak.
9.   Suku Bangsa: Jawa
      keluarga Tn. I bersuku bangsa jawa. Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari adalah bahasa jawa. Walaupun keluarga Tn. I berasal dari suku bangsa jawa, tetapi tidak ada suatu adat istiadat yang sangat berpengaruh dan tidak ada ketentuan-ketentuan yang mengikat. Tidak ada pantangan dalam hal makanan atau hal-hal lain, asalkan tidak bertentangan dengan agama, kebiasaan dan keadaan kesehatan. apabila ada anggota keluarga yang sakit, biasanya langsung dibawa ke Puskesmas dan tidak melakukan pengobatan tradisional atau alternatif.
10.  Agama
      Semua anggota keluarga Tn. I beragama Islam, taat menjalankan sholat lima waktu, sering berjamaah di masjid bersama An. S dan Ny. L. Tn. I dan Ny. L mengikuti pengajian rutin di desanya seminggu sekali yang bertempat di masjid dekat rumahnya.
11.  Status sosial ekonomi keluarga
      Tn. I sebagai kepala keluarga adalah juga pencari nafkah utama keluarga. Tn. I bekerja wiraswasta, yaitu membuka usaha jasa pengelasan pagar, teralis dll. Penghasilan perbulan tergantung dari jumlah pemesanan konsumen, biasanya  sekitar ± Rp. 500.000. tetapi bila ada proyek bisa jauh lebih besar dari itu. Seperti sekarang ini sekali mendapat proyek, penghasilannya ± Rp. 7.000.000. penghasilan itu nantinya akan dikeluarkan untuk menggaji pegawainya sebanyak dua orang dan satu adiknya (besarnya tergantung proyek yang didapat), biaya makan/ hidup sehari-hari ± Rp. 30.000/hari, uang jajan anak ± Rp. 5000/hari, Ny. L mengatakan penghasilan cukup untuk kehidupan sehari-hari. Setiap seminggu sekali Ny. L biasa belanja atau sekedar jalan-jalan ke Swalayan. Tn. I juga mengatakan bila ada kelebihan uang biasanya ditabung untuk persiapan kebutuhan keluarga dan pendidikan anak. Investasi lain berupa mesin-mesin las yang digunakan untuk bekerja dan perhiasan yang biasanya dipakai oleh Ny. L
.
12.  Aktifitas rekreasi keluarga
      Keluarga Tn. I tidak melakukan rekreasi secara khusus. Aktifitas rekreasi keluarga biasanya dengan nonton TV bersama di rumah yang dilakukan hampir tiap hari, biasanya habis sholat maghrib berjamaah, sekitar pukul 18.30 sampai dengan pukul 21.00. Ny. L biasanya melakukan aktifitas jalan-jalan ke Swalayan bersama An. S setiap seminggu sekali. Pada waktu pagi sekitar jam 9 biasanya Ny. L ngobrol-ngobrol dengan tetangga sambil membeli sayur.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
13.  Tahap perkembangan keluarga saat ini:
      Keluarga Tn. I mempunyai satu orang anak yang berumur 4 tahun, maka keluarga Tn. I berada pada tahap perkembangan keluarga dengan tahap mengasuh anak dan tugas perkembangan keluarga adalah:
a.   Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga).
b.  Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.
c.   Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d.  Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orang tua dan kakek nenek.
14.  Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
      Ny. L mengatakan tugas perkembangan keluarga belum terpenuhi semua, mengingat usia pernikahan yang masih muda. Komunikasi yang kurang lancar sering menjadi masalah dalam memenuhi tugas perkembangan keluarga.
15.  Riwayat keluarga inti
      Tn. I dan Ny. L  berasal dari keluarga dengan status ekonomi yang sama (menengah). Mereka dulunya teman sekolah dan sebelum menikah mereka pacaran kurang lebih 4 tahun. Mereka menikah tahun 2011 dan mempunyai anak An. S 1 tahun setelah menikah. Setelah mempunyai anak pertama, Ny. L mengikuti program KB. Alat KB yang digunakan yaitu pil dan kadang suntik. Ny. L mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi lengkap karena ia rajin datang ke Posyandu dan Puskesmas. Tn. I dan Ny. L  mempunyai rencana untuk menambah momongan lagi setelah An. S memasuki sekolah dasar.
16.  Riwayat keluarga sebelumnya
      Keluarga Tn. I dan Ny. L berasal dari kota yang sama tetapi beda desa. Hubungan antara anggota keluarga masing-masing keluarga baik dan saudara-saudaranya tinggal dalam satu kota. Tidak ada penyakit keturunan dari masing-masing keluarga. Orang Tua Ny.L tinggal dekat keluarga Tn. I, rumahnya tepat di belakang rumah keluarga.

III. LINGKUNGAN
17.  Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Tn. I adalah rumah pribadi milik Tn. I. Ukuran rumah 7x10 meter yang terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang tidur, 1 kamar mandi/WC, dapur di bagian belakang dan tempat menjemur pakaian di atas, tapi jarang digunakan karena Ny. L sering kecapekan naik turun tangga ke atas dan lebih memilih untuk menjemur di belakang rumah numpang di tempat tetangga. Rumah Tn. I mengahadap ke arah barat, di depan rumah adalah jalan desa yang sudah diaspal dan area kebun. Rumah tampak bersih dan tertata rapi, tetapi agak gelap terutama di ruang tengah dan dapur karena jendela hanya ada di ruang tidur dan ruang tamu. Rumah tampak kurang terang karena letak rumah yang menghadap ke arah barat dan hanya mendapatkan sinar matahari pada sore hari. Agar rumah terlihat terang, biasanya lampu dinyalakan bahkan pada siang hari. Keluarga menggunakan septitank untuk pembuangan limbah keluarga yang terletak di belakang rumah dan berjarak ±8 meter. Sedangkan untuk pembuangan sampah biasanya dibuang di depan rumah, belum ada tempat khusus untuk sampah dan biasanya sampah dibakar tiap hari. Keluarga menggunakan air sumur untuk keperluan sehari-hari dan kondisi airnya bening, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Rumah setiap hari disapu pagi dan sore dan dipel sehari sekali dan pekerjaan ini dilakukan oleh Ny. L





 

S
 
U
 





                                                                                                                   6
            5                                                                                                        







                                                  
                                                   Jalan                                                                                                                                                                                                
               

                        Keterangan:
                        1.  Ruang Tamu
                        2. Ruang Tidur
                        3. Kamar mandi dan WC
                        4. Dapur  dan sumur
                        5. Usaha las/ tempat kerja Tn. I
         6. Gang
18.  Karakteristik tetangga dan komunitas
      Lingkungan tetangga semua bersuku bangsa jawa dan sebagian besar berasal dari daerah ambarawa juga. Sebagian besar tetangga beragama islam dan rajin mengikuti kegiatan yang diadakan di masjid maupun di desa. Pergaulan keluarga dengan tetangga baik, Ny. L sering mengobrol dengan tetangga terutama waktu bersama-sama membeli sayur.
19.  Mobilitas geografis keluarga
      Sejak awal setelah menikah, keluarga Tn. I tinggal di rumah yang sekarang ditempati di desa asal Ny. L. Alat transportasi yang biasa digunakan keluarga untuk bepergian adalah sepeda motor, rumah Tn. I tidak begitu jauh dari jalan raya. Selain itu keluarga juga mempunyai dua buah sepeda onthel dan biasa digunakan untuk pergi ke tempat-tempat yang dekat.
20.  Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
      Tn. I dan Ny. L rajin mengikuti pengajiaan di desa yang diadakan setiap seminggu sekali. Ny. L juga mengikuti arisan yang diadakan oleh ibu-ibu PKK di desanya. Tn. I juga rutin mengikuti perkumpulan bapak-bapak dan ronda di desanya.
21.  Sistem pendukung keluarga
      Keluarga Tn. I yang biasanya membantu bila keluarga mempunyai masalah, karena hanya Tn. L dan adeknya yang tinggal dekat dengan orang  tua. Tn. I dan Ny. L sebenarnya tipe orang yang agak tertutup, jadi apabila ada masalah biasanya diselesaikan sendiri.

IV. STRUKTUR KELUARGA
22.      Pola komunikasi
Menurut Tn. I pola komunikasi yang digunakan di keluarga adalah pola komunikasi tetutup karena sifat dari Tn. I yang agak pendiam dan Ny. L yang agak tertutup, terkadang apa yang dikeluhkan jarang dibicarakan bersama, sehingga sering menimbulkan salah paham. Tetapi permasalahan tersebut tidak berlangsung lama, karena biasanya masing-masing menyadari kesalahannya.
23.      Struktur kekuatan keluarga
Biasanya yang mengambil keputusan apabila ada masalah adalah Tn. I sebagai kepala keluarga yang sebelumnya dibicarakan dengan Ny. L untuk menghindari kesalahpahaman.
24.      Struktur peran
Peran formal
Tn. I: sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah utama keluarga.
Ny. L: sebagai ibu rumah tangga, mengasuh anak, mengelola keuangan, memasak, mengurus rumah dan mengelola keperluan sehari-hari.
An. S: karena masih kecil Ny. L mengajarkan anak untuk membantu kegiatan sehari – hari. An. S diasuh oleh Ny. L
Peran Informal
Walaupun Ny. L bertanggung jawab terhadap keadaan rumah, tetapi kadang dibantu oleh Tn. I terutama bila waktu istirahat kerja. An. S tidak hanya dekat dengan Ny. L saja, tetapi dekat juga dengan Tn. I, karena disela-sela kerja Tn. I menyempatkan untuk menemani An. S bermain. Tn. I dan Ny. L yang berlatar belakang pendidikan SMA menganggap penting arti pendidikan, dan secara bersama-sama membimbing An. S untuk belajat sedini mungkin. Hal ini terlihat dari An. S yang bila ditanya dengan mudah menjawab pertanyaan dan sudah dapat mengucapkan kata-kata dengan jelas. Setiap anggota keluarga berperan dalam merawat anggota keluarga bila sedang sakit, dengan membawa ke puskesmas untuk berobat.
25.      Nilai dan norma budaya
Nilai yang dianut sesuai dengan budaya dan agama msyarakat setempat. Anggota keluarga tidak diperbolehkan keluar rumah di atas jam 9 malam. Laki-laki mempunyai tugas untuk mencari nafkah untuk keluarga dan perempuan bertanggung jawab dengan urusan rumah tangga. Dalam hal mendidik anak dilakukan bersama-sama. Anak sedini mungkin diajarkan tentang sopan santun, hal ini terlihat dari An. S yang sudah bisa menghormati orang yang tua dengan berjabat tangan dan menciumnya bila keluar rumah maupun datang ke rumah.

V.  FUNGSI KELUARGA
26.      Fungsi Afektif
Hubungan semua anggota keluarga Tn. I sangat dekat, karena keluarga Tn. I adalah keluarga kecil dan baru mempunyai satu anak.An. S sangat dekat dengan kedua orang tuanya, karena orang tuanya sangat sayang dan berusaha memberikan perhatian penuh. Tn. I adalah suami yang sabar dan sering mengalah dengan Ny. L bila terjadi kesalahpahaman.
27.      Fungsi Sosialisasi
Hubungan antara anggota keluarga cukup baik, walaupun kadang muncul masalah akibat kesalahpahaman antara Tn. I dan Ny. L karena keduanya termasuk pribadi yang pendiam dan kurang bisa mengemukakan masalah yang dirasakan masing-masing mencari pemecahan bersama. Hubungan keluarga dengan masyarakat baik karena keluarga selalu aktif dengan kegiatan yang dilakukan di desanya dan tidak pernah ada konflik dengan anggota masyarakat lain. Hubungan Tn. I dengan mertuanya terbilang baik, komunikasi antar keluarga besar lancar.
28.      Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Dari hasil wawancara terlihat bahwa keluarga sudah mengetahui tentang penyakit yang diderita anggota keluarga, yaitu karies gigi. Ny. L mengatakan bahwa ia sedikit mengetahui mengapa ankny mengalami karies gigi..
b.      Kemampuan mengambil keputusan tindakan
Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya langsung dibawa ke puskesmas, tetapi bila penyakitnya memerlukan perawatan yang lebih, keluarga membawanya ke rumah sakit karena letak rumah sakit dan puskesmas dapat dijangkau dengan mudah dari tempat tinggal keluarga.
c.       Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga belum begitu mengetahui cara perawatan anggota keluarga yang sakit, selama ini bila ada anggota yang sakit langsung dibawa ke puskesmas tanpa dirawat sendiri terlebih dahulu. Terutama apabila anak merasakan sakit gigi.
                      d.   Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah
Sebenarnya keluarga sudah cukup memahami pentingnya hygiene dan sanitasi tetapi belum mampu menerapkannya. Hal ini dapat dilihat dari: belum adanya tempat sampah yang memadai, kurangnya cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah karena belum ada biaya yang cukup untuk merenovasi rumah.
                      e.    Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/ pelayanan kesehatan
Keluarga sudah mengetahui fasilitas kesehatan yang ada di daerahnya berupa puskesmas dan rumah sakit yang dekat dari rumahnya. Keluarga tidak biasa datang ke klinik dokter karena mempertimbangkan kondisi keuangan keluarga.
              29.  Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. I adalah keluarga yang menikah 5 tahun yang lalu dan sekarang mempunyai 1 orang anak berumur 4 tahun. Ny. L mengikuti program KB yaitu pil dan suntik sejak melahirkan An. S dan tidak mempunyai keluhan dengan alat KB yang digunakan. Keluarga belum mempunyai rencana menambah momongan, karena masih merasa kerepotan merawat satu anak. Ny. L dan Tn. I tidak mempunyai keluhan yang berhubungan dengan masalah yang berhubungan dengan masalah reproduksi.
              30.   Fungsi ekonomi
Keluarga merasa sudah dapat memenuhi kebutuhan sandang dan pangan. Keluarga sudah mempunyai rumah sendiri yang berdekatan dengan rumah orang tua, tetapi keluarga sudah merasa kebutuhan papan mencukupi. Sejauh ini keluarga dapata memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki, tanpa berhutang pada orang lain. Keluarga berusaha menyisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung dan persiapan pendidikan anaknya.

        VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
              31.   Stresor jangka pendek dan panjang
                        a. Stresor jangka pendek:
Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana cara meningkatkan penghasilan keluarga, karena selama ini penghasilan masih dianggap kurang menentu dan tergantung dari penggunaan jasa las dari orang lain. Hal ini dianggap menjadi sebuah  masalah terutama bila permintaan jasa las sepi dan keluarga sangat mengandalkan penghasilan dari jasa las tersebut.
                        b. Stresor jangka panjang
Keluarga berkeinginan untuk mempunyai bengkel las sendiri yang lebih luas, karena saat ini masih berada di samping rumahny.
              32.     Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor dan strategi koping yang digunakan
                        Strategi koping yang digunakan oleh keluarga adalah: dengan bekerja segiat mungkin dan menyisihkan penghasilan dengan cara menabung untuk investasi ke depan. Tn. I juga mencoba mencari penghasilan sampingan dengan cara membantu menggarap sawah orang tuanya.

        VII. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
33.          Praktik diet keluarga (nutrisi dan cairan)
Dalam pengaturan makanan sehari-hari Ny. L berusaha memenuhi pola makan sehat yang terdiri dari makanan pokok, sayuran dan lauk pauk, tetapi Lebih sering membeli makanan matang di warung karena Ny. L mengatakan lebih praktis. Ny. L juga memberikan susu formula untuk An. S. sebelum tidur, biasanya An.S minum susu dot terlebih dahulu. Ny. L mengatakan bahwa An. S mudah makan asalkan menggunakan kuah. Tn. I biasa minum teh pada pagi hari dan minum air putih minimal 8 gelas setiap harinya, karena pekerjaan Tn. I yang cukup melelahkan. Begitu juga dengan Ny. L, biasanya minum minimal 8 gelas perhari walaupun pekerjaanya tidak seberat suaminya, hal ini dilakukan untuk mengurangi kehausan karena cuaca yang cukup panas.
33.          Istirahat dan tidur keluarga
Waktu istirahat keluarga adalah di atas jam 5 sore. Pada waktu itu biasanya Tn. I sudah menyelesaikan pekerjaanya. Keluarga Tn. I tidak menerapkan aturan tidur siang, tetapi biasanya Ny. L dan An. S yang melakukan aktifitas tidur siang yaitu sekitar jam 1 siang, sedang Tn. I kadang sibuk dengan pekerjaanya dan jarang melakukan aktifitas tidur siang. Tidur malam dilakukan sekitar jam 9 malam dan bangun pagi pada waktu sholat subuh yaitu sekitar jam 4.
34.          Olah raga dan mobilisasi
Keluarga tidak melakukan olah raga secara khusus, karena kurang ada waktu dan menganggap bahwa aktifitas sehari-hari adalah termasuk olah raga yang sudah cukup melelahkan.
35.          Eliminasi
Keluarga tidak mempunyai masalah dengan pola eliminasi, karena keluarga mengatakan biasanya BAB maksimal 2 kali sehari dan BAK sesuai dengan asupan cairan yang dikonsumsi. Ny. L juga mengajarkan An. S untuk BAK sebelum tidur malam agar tidak mengompol. Menurut Ny. L cara ini efektif, terbukti An. S sekarang sudah jarang mengompol.
36.          Personal hygiene
Keluarga biasa mandi 2 kali sehari dan gosok gigi pada waktu mandi.Keluarga tidak mengosok gigi sebelum tidur. Keluarga biasanya melakukan aktifitas keramas setiap 2 hari sekali. An. S biasanya mandi 3-4x dalam sehari, terutama bila habis bermain tanah dan kotor.

          VIII. PENGKAJIAN PSIKIATRI
37.          Konsep diri
Tn. I mengatakan tidak mempunyai masalah dengan keadaan dirinya. Selama ini dia berusaha menjadi ayah dan suami yang baik untuk keluarganya. Ny.L merasa kurang percaya diri dengan tubuhnya yang kurus dan kulitnya agak gelap, tetapi Tn. I mengatakan itu tidak menjadi masalah untuk dirinya, asalkan sehat dan dapat menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dengan baik.
38.          Status kesehatan mental
Tn. I mengatakan kalau merasa capek bekerja dan banyak pikiran, dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk duduk duduk di teras. Ny. L mengatakan bahwa dia mempunyai banyak keinginan yang belum bisa dipenuhi oleh Tn. I, terutama keinginan untuk membeli keperluan wanita seperti baju dan perhiasan. Ny. L merasa jengkel bila hanya duduk-duduk saja sambil merokok dan tidak bekerja.
39.          Pengkajian resiko
Ny. L dan Tn. I mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang mempunyai gangguan jiwa atau frustasi berlebih.
         
          IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ny. L mengatakan  An. S menderita caries gigi dan terkadang mengalami kekambuhan, apabila saat kambuh anak S menangis dan pipinya bengkak, apabila itu terjadi Ny.L membawa anaknya ke puskesmas atau dokter gigi.
         
          X.          PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak dilakukan dengan Denver II. Dari pemeriksaan tersebut didapat bahwa sebagaian besar tugas yang diberikan kepada An. S dapat diselesaikan dengan baik. perawat tidak mendapatkan hambatan yang berarti karena An. S dapat diajak bekerjasama. An. S sudah dapat diajak berkomunikasi dengan menggunakan kalimat-kalimat sederhana dan dapat dimengerti. An. S dapat memberikan perhatian yang cukup terhadap tugas yang diberikan.

XI. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWAT
Ny. L mengatakan kepada perawat bahwa dia ingin dibantu menyelesaikan masalahnya tentang An. S yang sangan suka makan permen dan minum suus dot menjelan tidur namun,susah diaajk gosok gigi. Ny. L juga mengharapkan perawat dapat memberikan informasi tentang pencegahan karies gigi agar kelak apabila mempunyai anaklagi hal itu tidak terulang.

XII. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE                  

No.

Px

Tn. I

Ny. L

An. S
1
BB
56 kg
45 kg
16 kg
2
TB
169 cm
155 cm
100 cm
3
TD
120/80 mmHg
120/80 mmHg
-
4
RR
24x/menit
22x/meniit
24x/menit
5
Suhu
370 C
370 C
370 C
6
Nadi
90x/menit
88x/menit
98x/menit
7
LILA
27 cm
24 cm
Cm
8
Rambut
Hitam, ikal
Hitam, lurus
Hitam, luurus
9
Konjungtiva
Merah muda
Merah muda
Merah muda
10
Telinga
Pendengaran N, simetris, tidak keluar cairan
Pendengaran N, simetris, tidak keluar cairan
Pendengaran N, simetris, tidak keluar cairan
11
Mulut
Bibir berwarna coklat, kering, membran mukosa merah muda
Bibir berwarna coklat, lembab, membran mukosa merah muda
Bibir berwarna merah muda, lembab, mukosa merah muda
12
Leher
Tidak ada pembesaran tiroid
Tidak ada pembesaran tiroid
Tidak ada pembesaran tiroid
13
Dada
Bentuk simetris, gerak simetris
Bentuk simetris, gerak simetris
Bentuk simetris, gerak simetris
14
Kulit
Kuning
Sawo matang
Kuning
                           

 


ANALISA DATA

No
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1
DS:
a. Ny. L mengatakan bahwa An.S suka sekali memakan permen,coklat dan mengedot sebelum tidur
b. Ny. L mengatakan bahwa An.S menggosok gigi kadang hanya 1 x sehari
DO:
a. Saat pengkajian terlihat hampir seluruh gigi An.S berwarna coklat kehitaman, 2 buah gigi geraham atas belakang berlobang
b.An.S nafasnya berbau
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan karies gigi
Defisit perawatan diri (gigi)

2
DS:
Ny. L mengatakan bahwa an. S selalu aktif bermain dan berlari-lari, membuat Ny. L kerepotan mengawasi. Bila Ny. L agak lengah mengawasi, An. S biasanya berlari-lari ke tempat kerja Tn. I
DO :
-tempat kerja Tn. I dengan peralatan las berada di sebelah utara rumah dalam keadaan terbuka tanpa pagar atau pengaman.
- An. S terlihat aktif bermain dan berlari-lari
Modifikasi Lingkungan rumah yang kurang aman
Resiko tinggi cedera pada keluarga Tn. I terutama pada An. S

Diagnosa Keperawatan

1.      Defisit perawatan diri (gigi) an.S b.d  ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan karies gigi
2.      Resiko tinggi cedera pada keluarga Tn. I terutama pada An. S b.d Modifikasi lingkungan rumah yang kurang aman.


SKORING
1.      Deficit perawatan diri (gigi) b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan karies gigi
Kriteria
Skor
Total
Pembenaran
1.    Sifat Masalah :
Aktual
3/3X1
1
Ancaman kesehatan
2. Kemungkinan    Masalah dapat diubah :
    Mudah
2/2X2
2
Masalah mudah diubah karena sumber-sumber perawatan terjangkau dan mudah dilakukan
3. Kemungkinan Masalah
    dapat dicegah :
Sedang
2/3X1
2/3
Kemungkinan terjadinya masalah kesehatan dapat dicegah jika An. S tidak makan permen dan rajin sikat gigi.
4. Menonjolnya Masalah :
    Ada perlu segera diatasi
2/2X1
1
Keluarga mengatakan bahwa kasihan kalo sampai giginya sakit dan An. S kesakitan.
Jumlah

4 2/3


2.      Resiko cedera cedera pada keluarga Tn. T terutama pada An. S b.d Modifikasi lingkungan rumah yang kurang aman.
Kriteria
Skor
Total
Pembenaran
1. Sifat Masalah :
    Ancaman kesehatan
2/3X1
2/3
An. S sering berlarian ke tempat ayahnya bekerja saat ngelas, dan alat-alat las berada didepan rumah.
2. Kemungkinan    Masalah dapat diubah :
    Hanya sebagian
1/2X2
1
Keluarga akan merapikan dan menyimpan alat-alat yang mampu membahayakan An. S.
3. Kemungkinan Masalah
    dapat dicegah :
    Cukup
2/3X1
2/3
Kemungkinan masalah dapat dicegah, yang terpenting alat-alat yang membahayakan disimpan yang aman, dan Ny. L mendampingi bermain An. S saat ayahnya bekerja.
4. Menonjolnya Masalah :
    Ada masalah tetapi tidak dirasakan   
0/2X1
0
Keluarga mengatakan tidak mengira bisa terjadi masalah.
Jumlah

2 1/3


Prioritas Masalah :
1.    Defisit perawatan diri (gigi) An. S b.d  ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan karies gigi.
2.    Resiko tinggi cedera pada keluarga Tn. T terutama pada An. S b.d Modifikasi lingkungan rumah yang kurang aman.


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No

Dx Keperawatan

Tujuan

Kode NIC

Rencana tindakan

TUM

TUK

 

 

 1

Defisit perawatan diri (gigi) An. S b.d  ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan karies gigi

Setelah dilakukan intervensi selama 6 minggu diharapkan karies gigi An. S hilang atau berkurang

Setelah dilakukan pertemuan 3x 25 mnt diharapkan:
1.Keluarga dapat mengenal karies gigi:
a. keluarga mengerti penyebab karies gigi.
Keluarga mengerti pencegahan karies gigi.
b. keluarga mampu merawat An. S yang terkena karies gigi.

1100









1160

1.       Jelaskan kepada keluarga penyebab karies gigi.

  1. Memberikan kesempatan keluarga mengungkapkan kembali pengertia karies gigi dengan bahasa yang sederhana
  2. Beri pujian atas kemampuan keluarga
  3. Diskusikan pencegahan karies gigi
  4. Beri kesempatan keluarga bertanya
  5. Dorong keluarga untuk menyebutkan pencegahan karies gigi
  6. Jelaskan kepada keluarga cara perawatan karies gigi.

2

Resiko tinggi cedera pada keluarga Tn. T terutama pada An. S b.d Modifikasi lingkungan rumah yang kurang aman

Setelah dilakukan intervensi selama 2x30 menit selama 3x pertemuan (3 minggu), keluarga mampu meningkatkan keamanan lingkungan

KH:- Risiko cedera dapat teratasi
       - lingkungan aman untuk bermain anak

1.   keluarga mampu menjelaskan factor-faktor penyebab risiko terjadinya cedera.

2.   keluarga mampu menyebutkan metode untuk menurunkan risiko cedera.
3.   keluarga mampu mengubah/memodifikasi lingkungan yangs sesuai untuk menurunkan risiko cedera

6480








6486

1.      bersama keluarga identifikasi factor-faktor penyebab risiko terjadinya cedera.

2.      bersama keluarga modifikasi lingkungan untuk meminimalisir risiko terjadinya cedera.
3.      bersama keluarga ciptakan lingkungan yang aman dengan penataan dan perawatan lingkungan.
4.      gunakan peralatan-peralatan perlindungan seperti pagar dan pintu yang dikunci.
5.      berikan kesemp[atan kepada keluarga untuk mendemonstrasikan cara menata lingkungan yang aman dan sehat.
6.      monitor perubahan lingkungan.

 



IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tanggal/jam
No. Dx
Implementasi
Evaluasi
Jumat, 06 Mei 2016
I
Mendiskusikan keluarga tentang
  1. pengertian karies gigi
  2. penyebab karies gigi
  3. tanda gejala karies gigi
  4. akibat karies gigi
Memberi pendidikan kesehatan tentang
  1. pengertian karies gigi
  2. penyebab karies gigi
  3. tanda gejala karies gigi
  4. akibat karies gigi
  5. cara merawat karies gigi di rumah
memotivasi keluarga untuk mempraktekan dari pendidikan kesehatan yang telah di berikan.
S: Keluarga mengatakan sudah paham, dan dapat menyebutkan pengertian karies gigi, penyebab, tanda gejala, akibat karies gigi, cara merawat karies gigi dirumah
O : Keluarga tampak memperhatikan dengan seksama saat diskusi berlangsung, keluarga tampak sesekali menganggukan kepala saat diberi penjelasan, dan bertanya.
A: Masalah belum teratasi.
P : Motivasi keluarga untuk merawat gigi An. S.

Jumat, 06 Mei 2016
II

1.      mengidentifikasi factor-faktor penyebab risiko terjadinya cedera.

2.      bersama keluarga memodifikasi lingkungan untuk meminimalisir risiko terjadinya cedera.

3.      bersama keluarga menciptakan lingkungan yang aman dengan penataan dan perawatan lingkungan.

4.      menggunakan peralatan-peralatan perlindungan seperti pagar dan pintu yang dikunci.

5.      meberikan kesemp[atan kepada keluarga untuk mendemonstrasikan cara menata lingkungan yang aman dan sehat.

6.      monitor perubahan lingkungan

S : Ny L mengatakan akan memperhatikan kondisi keamanan tempat bermain anak. Keluarga mengungkapkan akan membuat pembatas atara bengkel dengan rumah agar anak leluasa bermain.
O : Keluarga tampak bersemangat dalam mengusahakan untuk memodifikasi lingkungan demi keselamatan anaknya.
A : Masalah teratasi sebagian karena keluarga sudah mulai fokus memperhatikan kondisi keamanan tempat bermain anaknya.
P: motivasi keluarga agar tidak lengah dalam mengawasi keadaan anaknya ketika bermain.



Comments

Popular posts from this blog

LP NSTEMI

KONSEP DASAR NSTEMI A.       PENGERTIAN NSTEMI adalah  adanya ketidakseimbangan antara pemintaan dan suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan arteri koroner akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan (Sylvia,2009). Unstable Angina (UA) dan Non ST Elevasi Infark Miokard diketahui merupakan suatu kesenambungan dengan kemiripan patofisiologis dan gambaran klinis sehingga pada prinsipnya penatalaksanaan keduanya tidak berbeda. Diagnosis NSTEMI ditegakkan jika pasien dengan manifestasi klinis UA menunjukkan bukti adanya nekrosis miokard  berupa peningkatan biomarker jantung (Sudoyo, 2009). Non STEMI merupakan tipe infark miokard tanpa elevasi segmen ST yang disebabkan oleh obstruksi koroner akibat erosi dan ruptur plak. Erosi dan ruptur plak ateroma menimbulkan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Pada Non STEMI, trombus yang terbentuk biasanya tidak menyeb

WOC DISTRESS SPIRITUAL

Diagnosa nanda nic noc defisiensi kesehatan komunitas