Skip to main content

Trustworthiness of Data

  Menurut Guba dan Lincoln kriteria penelitian dapat dipercaya dalam menampilkan fenomena yang mendukung keakuratan penelitian, meliputi: 1.       Credibility merupakan penelitian dipercaya ketika partisipan mengakui temuan penelitian sebagai pengalamannya. 2.       Dependability merupakan data yang didapatkan stabil pada setiap waktu dan kondisi. Proses penelitian logis, dapat dilacak, dan pendokumentasian jelas. 3.       Conformability merupakan objektivitas data atau kenetralan data yang menunjukkan bahwa intepretasi dan temuan penelitian jelas berasal dari data serta sebagai petunjuk sebuah kesimpulan dan intepretasi telah di capai. Transferability merupakan generalisasi penerapan hasil penelitian untuk diterapkan pada tempat atau kondisi yang setara.

FENOMENOLOGI


Emunt Hussel

Fenomenologi merupakan pendekatan filsafat yang berpusat pada analisis yang mempelajarikesadaran manusia.

Fenomenologi dari kata Phainomenom yaitu gejala atau sesuatu yang tampak, dan logos adalah ilmu.

Fenomenologi:  A way of looking at thing (metode pemikiran) sebagai metode ilmiah.

Pandagan fenomenologi: realita itu untuk dipahami bukan untuk dijelaskan.

Fenomena yang bercerita. Kita sebagai peneliti yang bertaya, mendengar, menangkap pola serta maknanya.

Fenomena sebagai objek dalam studi fenomenologi

Manusia terdiri dari dimensi fisik dan non fisik sehingga memiliki sesuatu yang menarik untuk dipahami. manusia membentuk masyarakat dan masyarakat ada dari manusia.

Fenomenologi mengadopsi pandangan dari Max weber yaitu Versteen (pemahaman).

Pendekatan fenomenologi ada 5:

1.      Konsep fenomena: fenomena menjadi objek dalam studi fenomenologi example: manusia melihat rumah (manusia sebagai subjek, rumah sebagai objek).

2.      Konsep kesadaran: bisa menempatkan subjek untuk menjadi objek bagi dirinya sendiri atau objek tentang dirinya sendiri. “intensional : orientasi pemikiran trhadap suatu objek”

3.      Konstitusi : proses kontruksi dala kesadaran “memaknakan objek”

4.      Epoche: menunda penilaian (peneliti menahan diri untuk meilai/bracketing). Mengesampingkan pemahaman, penilaian, pengetahuan peneliti. Peneliti belajar menyaksikan.

5.      Reduction: kelanjutan dari epoche (netralisasi)

a.      Reduction fenomenologis: memilah pengalaman-pengalaman untuk mendapatkan fenomena dalam wujud semurni-murninya.

b.      Fenomenologis transcendental: berlangsung diluar keseharian, ego murni, dipahami secara segar, seolah-olah pertama kali.

Phenomenolog: interest in explain how people do what they do. Bukan kausalitas (why….), but in explain abot the people are do something experience with meaning the experience for him.

Fakta dalam fenomenologi bersifat subjektif, how to overcome subjectivity the subject under study or the researcher himself? With Epoche and Eiditik (pemahaman melalui ungkapan/ekspresi dari subjek).

Objektivitas : membiarkan fakta berbicara untuk dirinya sendiri.

Fokus study fenomenologi:

1.      Textural description: apa yang dialami (objektif) oleh subjek tentang sebuah fenomena.

2.      Structural description: bagaimana subjek mengalami dan memaknai pengalamannnya.

Pengumpula data dengan cara (1) wawancara mendalam. Content: pendapat, penilaian, perasaan, harapan dan respon subjektif lainnya, (2) observasi, (3) penelusuran dokumen.

Analisis data: stevick, colaizzi, dan keen (Creswell, 1997)

1.      Menetapkan lingkup fenomena

2.      Menyususn daftar pertanyaan

3.      Pengumpulan data: wawancara mendalam, observasi, penelusurandokumen.

4.      Analisa dat :

a.      Tahap awal: transkrip verbatim

b.      Tahap horizontalization: menginventasisir pernyataan-pernyataan relevan dengan topik. (epoche/barcketing).

c.       Tahap cluster of meaning: mengklasifikasikan kedalam tema atau unit makna.

d.      Structural description: Content: pendapat, penilaian, perasaan, harapan dan respon subjektif lainnya.

5.      Tahap descripsi esensi: deskripsi makna

Peneliti melaporkan hasil penelitiannya.

Comments

Popular posts from this blog

LP NSTEMI

KONSEP DASAR NSTEMI A.       PENGERTIAN NSTEMI adalah  adanya ketidakseimbangan antara pemintaan dan suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan arteri koroner akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan (Sylvia,2009). Unstable Angina (UA) dan Non ST Elevasi Infark Miokard diketahui merupakan suatu kesenambungan dengan kemiripan patofisiologis dan gambaran klinis sehingga pada prinsipnya penatalaksanaan keduanya tidak berbeda. Diagnosis NSTEMI ditegakkan jika pasien dengan manifestasi klinis UA menunjukkan bukti adanya nekrosis miokard  berupa peningkatan biomarker jantung (Sudoyo, 2009). Non STEMI merupakan tipe infark miokard tanpa elevasi segmen ST yang disebabkan oleh obstruksi koroner akibat erosi dan ruptur plak. Erosi dan ruptur plak ateroma menimbulkan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Pada Non STEMI, trombus yang terbentuk biasanya tidak menyeb

WOC DISTRESS SPIRITUAL

Diagnosa nanda nic noc ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)