Emunt Hussel
Fenomenologi merupakan pendekatan
filsafat yang berpusat pada analisis yang mempelajarikesadaran manusia.
Fenomenologi dari kata Phainomenom
yaitu gejala atau sesuatu yang tampak, dan logos adalah ilmu.
Fenomenologi: A way of looking at thing (metode pemikiran)
sebagai metode ilmiah.
Pandagan fenomenologi: realita itu
untuk dipahami bukan untuk dijelaskan.
Fenomena yang bercerita. Kita sebagai
peneliti yang bertaya, mendengar, menangkap pola serta maknanya.
Fenomena sebagai objek dalam studi
fenomenologi
Manusia terdiri dari dimensi fisik
dan non fisik sehingga memiliki sesuatu yang menarik untuk dipahami. manusia
membentuk masyarakat dan masyarakat ada dari manusia.
Fenomenologi mengadopsi pandangan
dari Max weber yaitu Versteen (pemahaman).
Pendekatan fenomenologi ada 5:
1. Konsep fenomena: fenomena menjadi
objek dalam studi fenomenologi example: manusia melihat rumah (manusia sebagai
subjek, rumah sebagai objek).
2. Konsep kesadaran: bisa menempatkan
subjek untuk menjadi objek bagi dirinya sendiri atau objek tentang dirinya
sendiri. “intensional : orientasi pemikiran trhadap suatu objek”
3. Konstitusi : proses kontruksi dala
kesadaran “memaknakan objek”
4. Epoche: menunda penilaian (peneliti
menahan diri untuk meilai/bracketing). Mengesampingkan pemahaman, penilaian,
pengetahuan peneliti. Peneliti belajar menyaksikan.
5. Reduction: kelanjutan dari epoche
(netralisasi)
a. Reduction fenomenologis: memilah
pengalaman-pengalaman untuk mendapatkan fenomena dalam wujud semurni-murninya.
b. Fenomenologis transcendental:
berlangsung diluar keseharian, ego murni, dipahami secara segar, seolah-olah
pertama kali.
Phenomenolog: interest in explain how
people do what they do. Bukan kausalitas (why….), but in explain abot the
people are do something experience with meaning the experience for him.
Fakta dalam fenomenologi bersifat
subjektif, how to overcome subjectivity the subject under study or the
researcher himself? With Epoche and Eiditik (pemahaman melalui
ungkapan/ekspresi dari subjek).
Objektivitas : membiarkan fakta
berbicara untuk dirinya sendiri.
Fokus study fenomenologi:
1. Textural description: apa yang
dialami (objektif) oleh subjek tentang sebuah fenomena.
2. Structural description: bagaimana
subjek mengalami dan memaknai pengalamannnya.
Pengumpula data dengan cara (1)
wawancara mendalam. Content: pendapat, penilaian, perasaan, harapan dan respon
subjektif lainnya, (2) observasi, (3) penelusuran dokumen.
Analisis data: stevick, colaizzi, dan
keen (Creswell, 1997)
1. Menetapkan lingkup fenomena
2. Menyususn daftar pertanyaan
3. Pengumpulan data: wawancara mendalam,
observasi, penelusurandokumen.
4. Analisa dat :
a. Tahap awal: transkrip verbatim
b. Tahap horizontalization:
menginventasisir pernyataan-pernyataan relevan dengan topik. (epoche/barcketing).
c. Tahap cluster of meaning:
mengklasifikasikan kedalam tema atau unit makna.
d. Structural description: Content:
pendapat, penilaian, perasaan, harapan dan respon subjektif lainnya.
5. Tahap descripsi esensi: deskripsi
makna
Comments
Post a Comment