Skip to main content

Trustworthiness of Data

  Menurut Guba dan Lincoln kriteria penelitian dapat dipercaya dalam menampilkan fenomena yang mendukung keakuratan penelitian, meliputi: 1.       Credibility merupakan penelitian dipercaya ketika partisipan mengakui temuan penelitian sebagai pengalamannya. 2.       Dependability merupakan data yang didapatkan stabil pada setiap waktu dan kondisi. Proses penelitian logis, dapat dilacak, dan pendokumentasian jelas. 3.       Conformability merupakan objektivitas data atau kenetralan data yang menunjukkan bahwa intepretasi dan temuan penelitian jelas berasal dari data serta sebagai petunjuk sebuah kesimpulan dan intepretasi telah di capai. Transferability merupakan generalisasi penerapan hasil penelitian untuk diterapkan pada tempat atau kondisi yang setara.

INTERVENSI SPIRITUAL ISLAM

 SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik                           : Intervensi Spiritual Islam

Pokok Bahasan           : Dzikir atau Doa atau Sholat atau Baca Al-Quran

Target/sasaran             : Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Narkoba

Hari/tanggal                : Senin, 30 Maret 2020

Waktu                                     : 12.00-12.30 WIB (1x30 menit)

Tempat                        : Lapas

 

A.    TUJUAN

Setelah mengikuti kegiatan Intervensi Spiritual Islam, WBP narkoba menjadi lebih tenang dan bersemangat beribadah untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

B.     PESERTA

Warga Binaan Pemasyarakatan Narkoba.

C.    METODE

Ceramah, dan Demonstrasi

D.    KEGIATAN

No.

Waktu

Kegiatan

Peserta

1.

3 menit

Kegiatan membuka penyuluhan

Tahap Pendahuluan

·         Mengucap salam

·         Memperkenalkan diri

·         Menggali perasaan klien

·         Menjelaskan tujuan yang akan dicapai

 

 

·       Menjawab salam

·       Mengenal perawat

·       Mengungkapkan perasaan

·       Menyimak dengan seksama

2.

15 menit

Kegiatan inti (Tahap penyajian):

·         Menggali pemahaman klien tentang dzikir atau doa atau sholat atau baca Al-Quran.

·         Menjelaskan dan mencontohkan kaifiyah dzikir atau doa atau sholat atau baca Al-Quran.

·         Memberikan reinforcement positif

atas jawaban klien.

 

·         Menyimak dengan seksama

·         Menanggapi pertanyaan

·         Menerima reinforcement diberikan.

3.

2 menit

Kegiatan menutup pendidikan

kesehatan (Tahap penutup)

·         Mengajukan pertanyaan sebagai evaluasi

§  Menggali pemahaman klien tentang dzikir atau doa atau sholat atau baca Al-Quran.

·         Menyampaikan kesimpulan

·         Mengucapkan salam penutup.

·         Klien menjawab pertanyaan yang diberikan

·         Menjawab salam.

E.     EVALUASI

1.      Evaluasi proses

Klien berpartisipasi aktif selama berlangsungnya kegiatan intervensi spiritual islam.

2.      Evaluasi hasil

Klien menjawab pertanyaan pemateri sebesar 80%.

 

 

Standar Operasional Prosedur

Melakukan Dzikir

Persiapan

1.      Alat

a.       Tasbeh

b.      Mukena bagi wanita

c.       Sarung dan kopiyah bagi laki-laki

2.      Bahan

Panduan Dzikir

Prosedur Pelaksanaan

A.    Sikap dan Perilaku

1.      Pilih posisi yang nyaman untuk duduk, baik itu diatas lantai dengan bersila atau pun di atas kursi. Namun jika sedang sakit, bisa dengan posisi tiduran, disunnahkan ketika berdzikir menghadap kiblat.

2.      Tenangkan diri sampai nyaman (rileks).

3.      Lalu mulailah menyebut kata atau kalimat dengan tenang dan perlahan

B.     Isi/Content

1.      Menyebut dengan) (Bismillahirrahmanirrahim) sebanyak 3 kali.

2.      Astaghfirullaahaladhi (Saya mohon ampun kepada Allah yang maha besar) sebanyak 3 kali.

3.      Sholawat sebanyak 2 kali

4.      Membaca Ya Hayyu YA Qoyyum Birahmatika Astagits 21 kali yang artinya Wahai yang Maha Hidup lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Setelah itu sampaikan hajat (permohonan) apa yang diinginkan, dan dilakukan dengan ikhlas.

C.    Teknik

1.      Tindakan sistematis dan berurutan

2.      Tanggap terhadap reaksi pasien

D.    Terminasi

1.      Evaluasi tindakan

2.      Mengucapkan salam

(Sumber: Desi Hikmawati, 2018) tambahan dari penulis untuk isi atau content dzikir bisa dirubah sesuai dengan pembimbing karena bacaan dzikir sangat banyak sekali sesuai dengan yang ada di Al-Quran dan Hadits.

 

 

Standar Operasional Prosedur

Melakukan Sholat

Persiapan

Alat

1.      Sajadah

2.      Mukena bagi wanita

3.      Sarung dan kopiyah bagi laki-laki

 

Kegiatan

Berwudlu

Prosedur Pelaksanaan

Tindakan

4.      Berniat sholat

5.      Berdiri menghadap kiblat bagi yang mampu, jika tidak bisa bisa duduk, jika tidak bisa dengan berbaring

6.      Takbiratul ihram

7.      Membaca al-Fatihah

8.      Membaca surat dalam Al-Quran selain al-Fatihah

9.      Melakukan Rukuk dan tuma’ninah

10.  Melakukan I’tidal dan tuma’ninah

11.  Melakukan Sujud dan tuma’ninah

12.  Melakukan Duduk diantara dua sujud

13.  Melakukan sujud dan tuma’ninah

14.  Berdiri dari sujud

15.  Membaca al-Fatihah

16.  Membaca surat dalam Al-Quran selain al-Fatihah

17.  Melakukan Rukuk dan tuma’ninah

18.  Melakukan I’tidal dan tuma’ninah

19.  Melakukan Sujud dan tuma’ninah

20.  Melakukan Duduk diantara dua sujud

21.  Melakukan sujud dan tuma’ninah

22.  Tasyahud awal (jika jumlah rakaat lebih dari 2 rakaat) atau tasyahud akhir (untuk shalat yang bilangannya 2 rakaat)

23.  Salam kekanan dan kekiri

Teknik

24.  Tindakan sistematis dan berurutan

25.  Tanggap terhadap reaksi pasien

26.  Dilakukan sesuai bilangan sholat fardlu atau sholat sunnah

Terminasi

3.      Evaluasi tindakan

4.      Mengucapkan salam

 


 

 

Standar Operasional Prosedur

Membaca Al-Quran

Persiapan

Alat

27.  Al-Quran

28.  Mukena atau berhijab bagi wanita

29.  Sarung dan kopiyah bagi laki-laki

 

Kegiatan

Berwudlu

Prosedur Pelaksanaan

Sikap dan Perilaku

30.  Pilih posisi yang nyaman untuk duduk, baik itu diatas lantai dengan bersila atau pun di atas kursi. Namun jika sedang sakit, bisa dengan posisi tiduran, disunnahkan ketika membaca Al-Quran menghadap kiblat.

31.  Fokuskan pandangan pada mushaf.

32.  Membaca ta’awudz dan basmallah (surat at-Taubat tanpa basmallah)

33.  Membaca Al-Quran secara tartil jangan terburu-buru

34.  Membaca Al-Quran dengan kaidah ilmu tajwid

35.  Sebelum selesai membaca Al-Quran diakhiri dengan bacaan Shadaqallahul-‘adziim atau bacaan lainnya sesuai dengan tuntunan ajaran islam.

Teknik

36.  Tindakan sistematis dan berurutan

37.  Bacaan sesuai dengan kaidah ilmu tajwid

38.  Tanggap terhadap reaksi pasien

E.     Terminasi

1.      Evaluasi tindakan

2.      Mengucapkan salam

 

A.    Alasan Pemilihan Kegiatan

Keperawatan holistik adalah praktek keperawatan menghasilkan penyembuhan seluruh pribadi sebagai manusia menjadi yang memiliki keterkaitan aspek spiritual sosial budaya pikiran tubuh.1 Salah satu inetrvensi yang bisa diberikan perawat adalah terapi psikospiritual. Terapi psikospiritual akan membangkitkan rasa percaya diri dan rasa optimis yang penting untuk penyembuhan penyakit dan untuk meningkatkan fungsi kognitif.2 Namun, penggunaan psikoterapi spiritual bukan berarti mengabaikan terapi medis. Dilakukan penelitian oleh Snyderman, menyatakan bahwa kalau saja terapi medis tanpa doa dan dzikir menjadi tidak lengkap begitu sebaliknya, jika hanya doa dan dzikir tanpa terapi medis menjadi tidak efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat Christy yang menyatakan bahwa doa dan dzikir sebagai obat.3 Penelitian Perwitaningrum dkk menyebutkan bahwa kelompok yang diberikan intervensi terapi dzikir memiliki kecemasn lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol yang tidak diberi terapi dzikir.4

Menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah & Hamdani Bakran, terapi Al-Quran adalah terapi untuk penyembuhan penyakit baik gangguan mental atau gangguan fisik.4 Ayat-ayat suci Al-Qur'an, dzikir, atau doa dari para nabi dapat dibacakan baik untuk dirinya sendiri atau orang lain dengan keinginan obat. Terapi Al-Qur'an dilakukan dalam kondisi relaksasi otot dan pikiran, kemudian, ayat-ayat suci Al-Qur'an yang mendengarkan. Perasaan stres dan kecemasan dapat mengubah menjadi tenang karena melalui dzikir, mendengarkan dan membaca Al-Qur'an yang mengingat Allah, dapat memberikan efek tenang, kedamaian, meringankan kecemasan, stres atau depresi.5

Alan Goldstein menemukan zat morfin alami di otak manusia dikenal sebagai morfin endogen atau endorphin yang prinsip kesenangan memiliki. Substansi bisa dirangsang dan mempercepat tubuh untuk memproduksi endorphin oleh relaksasi otot dan pikiran yang dipancarkan gelombang alfa yang berkorelasi dengan tenang dan rileks kondisi saat membacakan atau mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.6–8 Manfaat intervensi spiritual telah ditunjukkan dalam beberapa aspek termasuk membantu pasien untuk mencapai spiritual tugas dan untuk mendapatkan respon relaksasi ketenangan dan kesadaran dan mengaktifkan saraf jalur untuk proses penyembuhan diri dengan mempromosikan pemeliharaan diri pada psikologis adaptasi, status fisiologis, hubungan peduli transpersonal, dan spiritualitas untuk keterhubungan dengan Allah.9 Intervensi spiritualitas diterapkan di berbagai bidang keperawatan seperti medis, bedah, bersalin, anak, psikiatri, kritis, dan keperawatan komunitas.10

B.     Konsep Intervensi Spiritual Islam

Intervensi spiritualitas dikonseptualisasikan dengan ajaran Islam. Intervensi spiritual praktik keperawatan terutama disusun dari doa, pembacaan Al-Qur'an, dan Zikir atau mengingat Allah.11 Intervensi doa sebagai permohonan seorang hamba kepada sang Kholiq yaitu Allah SWT dan doa diperintahkan oleh Allah sebagai mana dalam Al-Quran surat Ghafir ayat 60 yaitu “Dan Tuhanmu berfirman: berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagi kalian”. Orang yang berdoa secara otomatis dia sedang beribadah. Terkadang doa tidak langsung dikabulkan oleh Allah tedapat beberapa kemungkinan misalnya mungkin Allah akan membalasnya dengan yang dibayangkan seorang hamba atas doanya itu sendiri atau ada kemungkinan lainnya. Yang terpenting adalah seorang hamba senantiasa husnudh-dhan (berprasangka baik) kepada Allah SWT dalam hadits Qudsi dikatakan “Aku sebagaimana prasangka hambaku kepada-Ku”.12

Sholat secara bahasa bermakna doa sebagai mana diterangkan dalam Al-Quran surat At-Taubat ayat 103 yaitu “Dan berdoalah untk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah maha mendengar dan maha mengetahui”. Shalat secara istilah menurut pendapat Syekh Muhammad bin Qasim al-Gharabili dala kitab Fathul Qarib menyebutkan sebagaimana yang dikataka oleh Imam Ar-Rofi’i bahwa sholat adalah rangkaian ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta syarat-syarat yang telah ditentukan.13 Berdzikir diperintahkan oleh Allah SWT sebagai mana dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 191 yaitu “Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring”.14 Dengan melakukan dzikir maka hati seorang hamba akan menjadi tenang sebagai mana firman Allah dala Al-Quran surat Ar-Ra’d ayat 28 yang artinya “Hanya dengan mengingat Allah-lah hati akan tentram”. Dengan berzikir segala keresahan akan hilang dan menumbuhkan kepasrahan serta keyakinan terhadap Allah SWT.15

Membaca Al-Quran termasuk ibadah yang paling utama diantara ibadah-ibadah yang lainnya sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan leh an-Nu’man ibn Basyir yang artinya Rasulullah SAW bersabda “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Quran” (HR. al-Baihaqi). Begitu juga didalam Al-Quran Allah SWT berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 204 yang artinya “Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. Menurut para ulama tafsir, adanya perintah menyimak Al-Quran berarti adanya perintah membaca Al-Quran.16

 


 

REFERENSI:

1.        AHNA. What is holistic nursing? [Internet]. American Holistic Nursing Association. 2009 [cited 2020 Mar 26]. Available from: http://www.ahna.org/AboutUs/WhatisHolisticNursing/tabid/1165/Default.aspX

2.        Hawari D, Sonhadji H. Al Qur’an: mental medicine and mental health. Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa; 1995.

3.        Hawari D. Guide to religious (islamic) psychotherapy. Jakarta: FKUI; 2010.

4.        Susanto D. Da’wah through ruqyah psychotherapy services for patients with trance. Relig Couns Islam Couns Guid J. 2015;5(2):313–34.

5.        Taufiq MI. Complete and practical guide to islamic psychology. Depok: Gema Insani; 2007.

6.        Rafique R, Anjum A, Raheem SS. Efficacy of Surah Al-Rehman in managing depression in muslim women. J Relig Health. 2017;

7.        Akhmad P. Ruqyah therapy as a means of treating mentally ill people. J Islam Psychol. 2017;1(1):87–96.

8.        Akhmad P. Original ruqyah syar’iyyah VS fake ruqyah. Sukabumi: Adamssein Media; 2006.

9.        Hudak CM, Gallo BM, Morton PM. Critical care nursing: a holistic approach. 7th ed. Philadelphia: Lippincott; 1998.

10.      Mardiyono, Songwathana P, Petpichetchian W. Spirituality intervention and outcomes: corner stone of holistic nursing practice. Nurse Media J Nurs. 2011;(January):118.

11.      Syed IB. Spiritual medicine in the history of Islamic medicine. J Int Soc Hist Islam Med. 2003;2:45–9.

12.      Mundzir A. Kenapa doa itu sangat penting? [Internet]. nu online. 2018 [cited 2020 Mar 26]. Available from: https://islam.nu.or.id/post/read/88687/kenapa-doa-itu-sangat-penting

13.      Sahroji MI. Makna dan hikmah shalat [Internet]. nu online. 2017 [cited 2020 Mar 26]. Available from: https://islam.nu.or.id/post/read/82651/makna-dan-hikmah-shalat

14.      Ahmad AW. Yang paing baik, dzikir dalam hati atau dengan lisan? [Internet]. nu online. 2019 [cited 2020 Mar 26]. Available from: https://islam.nu.or.id/post/read/106936/yang-paling-baik-dzikir-dalam-hati-atau-dengan-lisan

15.      Nurhakim A. Adab berdzikir dan berdoa menurut Sayyid Utsman al-Batawi [Internet]. nu online. 2019 [cited 2020 Mar 26]. Available from: https://islam.nu.or.id/post/read/112559/adab-berdzikir-dan-berdoa-menurut-sayyid-utsman-al-batawi

16.      Wijaya MT. Keutamaan membaca Al-Quran dalam hadits Rasulullah [Internet]. nu online. 2020 [cited 2020 Mar 26]. Available from: https://islam.nu.or.id/post/read/116677/keutamaan-membaca-al-qur-an-dalam-hadits-rasulullah

Comments

Popular posts from this blog

LP NSTEMI

KONSEP DASAR NSTEMI A.       PENGERTIAN NSTEMI adalah  adanya ketidakseimbangan antara pemintaan dan suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan arteri koroner akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan (Sylvia,2009). Unstable Angina (UA) dan Non ST Elevasi Infark Miokard diketahui merupakan suatu kesenambungan dengan kemiripan patofisiologis dan gambaran klinis sehingga pada prinsipnya penatalaksanaan keduanya tidak berbeda. Diagnosis NSTEMI ditegakkan jika pasien dengan manifestasi klinis UA menunjukkan bukti adanya nekrosis miokard  berupa peningkatan biomarker jantung (Sudoyo, 2009). Non STEMI merupakan tipe infark miokard tanpa elevasi segmen ST yang disebabkan oleh obstruksi koroner akibat erosi dan ruptur plak. Erosi dan ruptur plak ateroma menimbulkan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Pada Non STEMI, trombus yang terbentuk biasanya tidak menyeb

WOC DISTRESS SPIRITUAL

Diagnosa nanda nic noc ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)