Menurut Guba dan Lincoln kriteria penelitian dapat dipercaya dalam menampilkan fenomena yang mendukung keakuratan penelitian, meliputi: 1. Credibility merupakan penelitian dipercaya ketika partisipan mengakui temuan penelitian sebagai pengalamannya. 2. Dependability merupakan data yang didapatkan stabil pada setiap waktu dan kondisi. Proses penelitian logis, dapat dilacak, dan pendokumentasian jelas. 3. Conformability merupakan objektivitas data atau kenetralan data yang menunjukkan bahwa intepretasi dan temuan penelitian jelas berasal dari data serta sebagai petunjuk sebuah kesimpulan dan intepretasi telah di capai. Transferability merupakan generalisasi penerapan hasil penelitian untuk diterapkan pada tempat atau kondisi yang setara.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengertian lansia
adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan
fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa
pendapat mengenai usia kemunduran´ yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun
dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang
perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Seiring dengan
pertumbuhan seseorang, usia merekapun juga bertambah. Dari anak-anak, remaja
awal, remaja akhir, dewasa awal, dewasa madya, dan dewasa akhir. Perubahn ini
juga diikuti dengan perubahan lainnya, yaitu perubahan fisik dan perubahan
intelektual
Perubahan Fisik
yang semakin menua akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya
dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara
berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena
berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan
menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara
perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan
peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Perubahan
intelektual, pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar, memori, dan
intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia.
Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Selain itu, orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan memproses informasi secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir.
Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Selain itu, orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan memproses informasi secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir.
Dengan adanya
perubahan ini, maka terkadang membuat orang-orang yang telah masuk dalam fase
ini menjadi menarik diri dari lingkungannya.
B. Tujuan
Mengetahui
perkembangan apa saja yang terjadi saat kita telah memasuki masa dewasa akhir
dan cara asuhan keperawatannya.
lp-askep-keluargadewasa.azam.bloggespot.com
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
A. KONSEP DASAR KELUARGA
1. Pengertian
Keluarga
adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mentalemosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
(Duvall dan Logan,1986, dalam Setiawati, 2008
: hal 67)
Keluarga
adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinterakasi satu dengan
yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. (Bailon dan Magiaya, 1978, dalam Setiawati,
2008: hal 68)
Keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama
atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal
dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara
satu orang dengan orang yang lainnya. (Bergess, 1962,
dalam Setiawati, 2008: hal 13)
Menurut
kelompok keluarga adalah sekumpulan individu yang tinggal serumah karena adanya
hubungan darah, perkawinan ataupun adopsi, yang saling berinteraksi dan
mempertahankan kebudayaan.
2. Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari
berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatan, maka perawat perlu memahami beberapa tipe keluarga.
(Mubarak, dkk, 2011, : hal 70 - 71).
a. Tradisional
Nuclear
Keluarga
inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
kedduanya dapat bekerja diluar rumah.
b. Extended
Family
Adalah
keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya.
c. Reconstituted
Nuclear
Pembentukan
baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri, tinggal
dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat
bekerja diluar rumah.
d. Niddle
Age/Aging Couple
Suami
sebagai pencari uang, istridi rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti karir.
e. Dyadic
nuclear
Suami
istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya atau salah satu
bekerja diluar rumah.
f. Single
Parent
Satu
orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya dan anak-anaknya
dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
g. Dual
cariier
Suami istri atau keduanya orang karier dan
tanpa anak
h. Commuter
married
Suami
istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i.
Single adult
Wanita
atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk
kawin.
j.
Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu
rumah
k. Institusional
Anak-anak
atau orang-orang dewasa tinggal dalamm suatu panti-panti.
l.
Communal
Satu
rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan anak-anaknya
dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group
Marriage
Satu
perumahan terdiri dari orang tua dan keturunanya didalam satu kesatuan keluarga
dan tiiap individu menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari
anak-anak.
n. Unmarried
parent and Child
Ibu
dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anak diadopsi.
o. Cohibing
Couple
Dua
orang atau pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari beberapamacam,
diantaranya: (Friedmann, 1989,
dalam Mubarak, dkk, 2011 : hal 68 – 69 )
a. Patrilinear
Patrilinear
adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilinear
Adalah
keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalir garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah
sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d. Patrilokal
Adalah
sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan
Adalah
hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan beberapa sanak
saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
4. Bentuk-
Bentuk Keluarga
Sussman
(1974) dan Maclin (1988) ( dalam Setiawati, 2008 : hal 16-17)
a.
Keluarga
tradisional
§ Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu
dan anak.
§ Pasanagn inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan
istri saja.
§ Keluarga dengan orang tua tunggal adalah satu orang yang
mengepalai keluarga sebagai konsekuensi perceraian.
§ Bujangan yang tinggal sendirian.
§ Keluarga besar 3 generasi.
§ Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia.
b.
Keluarga
non Tradisional
§ Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa
menikah.
§ Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah.
§ Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
§ Keluarga gay.
§ Keluarga lesbi.
§ Keluarga komuni: keluarga dengan lebih dari satu pasangan
monogami dengan anak-anak yang secara bersama- sama mengunakan fasilitas,
sumber dan memiliki pengalaman yang sama.
Anderson
Carter ( dalam Setiawati, 2008 : 17)
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga
yang terdiri atas ayah, ibu dan
anak-anak.
b. Keluarga besar (ekstensed family)
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek,
kakek, keponakn , sepupu, paman, bibi dsb.
c. Keluarga berantai
(sereal family)
Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah
lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda / janda (single family)
Keluraga
yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi
Keluarga yang perkawinannyaberpologami dan hidup secara
bersama-sama.
f. Keluarga kabitas
Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk
satu keluarga.
5. Fungsi Keluarga
Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga,
diantaranya adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi,
fungsi ekonomi, dan fungsi keperawatan keluarga. (Friedmann, 1998, dalam
Mubarak, dkk, 2011: 76-78)
a.
Fungsi Afektif
berhubungan
erat dengan fungsi internal keluarga, yang mkerupakan basis kekuatan keluarga.
Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari
seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga slaing mempertahankan iklim
yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan didkembangkan melalui interaksi
dan hubungan dalam kelduarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil
melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan
konsep diri positif.
b.
Fungsi Sosialisasi
proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir.
Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak
yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya.
Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau
hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi anggota
keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui
hubungan dan interaksi keluarga.
c.
Fungsi Reproduksi
untuk
meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu
perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan
tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d.
Fungsi Ekonomi
merupakan
fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluargta seperti
memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan
sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan
istri hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
e.
Fungsi Perawatan
kesehatanjuga
berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu
untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga
yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi
status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan
kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.
Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan.
B. Konsep Keperawatan Keluarga dengan Keluarga Dewasa
Akhir
Menurut Erikson tahap dewasa akhir memasuki
tahap integrity vs despair yaitu kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis
psikososialnya. Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu mempengaruhi
kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam menghadapi kehidupan dengan
puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada hub.sosial dan produktivitasnya yang
puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu singkat,
rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap
produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga
dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan
lain meninggal (Duvall dan Miller, 1985). Menurut J.W. Santrock
(J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut
usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia.
Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang
yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang
masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia
adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada
umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya
ciri-ciri ketuaan.
Persepsi tahap siklus kehidupan ini sangat
berbeda dikalangan keluarga lanjut usia. Beberapa orang merasa menyedihkan,
sementara yang lain merasa hal ini merupakan tahun-tahun terbaik dalam hidup
mereka. Banyak dari mereka tergantung pada sumber-sumber finansial yang
adekuat, kemampuan memelihara rumah yang memuaskan, dan status kesehatan
individu. Mereka yang tidak lagi mandiri karena sakit, umumnya memiliki moral
yang rendah dan keadaan fisik yang buruk sering merupakan anteseden penyakit
mental dikalangan lansia (Lowenthal, 1972). Sebaliknya lansia yang menjaga
kesehatan mereka, tetap aktif dan memiliki sumber-sumber ekonomi yang memadai
menggambarkan proporsi orang-orang yang lebih tua dan substansial dan
senantiasa berpikir positif terhadap kehidupan ini.
1.
Ciri-Ciri Dewasa
Akhir
a.
Adanya periode penurunan atau kemunduran Yang disebabkan
oleh faktor fisik dan psikologis.
b.
Perbedaan individu dalam efek penuaan Ada yang menganggap
periode ini sebagai waktunya untuk bersantai dan ada pula yang menganggapnya
sebagai hukuman.
c.
Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut yang
menggambarkan masa tua tidaklah menyenangkan.
d.
Sikap sosial terhadap usia lanjut Kebanyakan
masyarakat menganggap orang berusia lanjut tidak begit dibutuhkan katena
energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih menghormati
orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat
sekitar.
e.
Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial
yang negatif tentang usia lanjut.
f.
Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi
dengan kelompok yang lebih muda.
g.
Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep
diri yang negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negative.
h.
Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala
cara untuk memperlambat penuaan.
2.
Kehilangan-Kehilangan
yang Lazim bagi Keluarga Lansia
Karena proses menua berlangsung dan masa pensiun menjadi
suatu kenyataan, maka ada berbagai macam stressor atau kehilangan-kehilangan
yang dialami oleh mayoritas lansia dan pasangan-pasangan yang mengacaukan
transisi peran mereka.
Hal ini meliputi :
a.
Ekonomi ; menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun
secara substansial, mungkin kemudian menyesuaikan terhadap ketergantungan
ekonomi (ketergantungan pada keluarga atau subsidi pemerintah).
b.
Perumahan ; sering pindah ke tempat tinggal yang lebih
kecil dan kemudian dipaksa pindah ke tatanan institusi.
c.
Sosial ; kehilangan (kematian) saudara, teman-teman dan
pasangan.
d.
Pekerjaan ; keharusan pensiun dan hilangnya peran
dalam pekerjaan dan perasaan produktifitas.
e.
Kesehatan ; menurunnya fungsi fisik, mental dan kognitif
; memberikan perawatan bagi pasangan yang kurang sehat.
3.
Perkembangan dewasa
akhir
a. Perkembangan Fisik
Pada
masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan
mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa
lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis. Kebanyakan perubahan fisik
pada lansia mengalami hal yang sama, misalnya rambut yang memutih, kulit
keriput, dan gigi yang tunggal. Pada periode ini penurunan fungsi organ tampak
jelas.
b. Perkembangan
Psikis dan Intelektual
Otak
dan Sistem syaraf berubah dengan tanda adanya penurunan kecepatan belajar
sesuatu yang diikuti dengan menurunnya kemampuan intelektual. Beberapa peneliti
memperkirakan 5 sampai 10% neuron akan berhenti tumbuh sampai kita mencapai
usia 70 tahun, setelah itu hilangnya neuron menjadi dipercepat. Aspek yang
signifikan dari proses penuaan adalah pada neuron-neuron yang tidak mengganti
dirinya sendiri yang menyebabkan hilangnya sebagian kecil kemampuan pada masa
dewasa akhir.
c. Perkembangan
Emosional
Memasuki
masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa
tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan
diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa
tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru
seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan
sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi
lanjut usia. Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional,
keadaan depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit
melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya
sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri
pada masa-masa selanjutnya.
d. Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih
dekat dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup,
harga diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan
memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda
“semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau
penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun
kesehatan mental.
e. Sistem
peredaran darah
Tidak
lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dengan
seiringnya pertambahan usia sekalipun pada orang dewasa yang sehat.
Bagaimanapun, kita mengetahui bahwa ketika sakit jantung tidak muncul, jumlah
darah yang dipompa sama tanpa mempertimbangakan usia pada masa dewasa.
Kenyataannya para ahli penuaan berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat
menjadi lebih kuat selama kita menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun
(Fozard, 1992). Meningkatnya tekanan darah yang terjadi akibat bertambah
kerasnya dinding pembuluh arteri aorta dan pusat merupakan gejala umum bagi
orang yang berusia lanjut.
f. Sistem
pernafasan
Kapasitas
paru-paru akan menurun pada usia 20 hingga 80 tahun sekalipun tanpa penyakit.
Paru paru kehilangan elatisitasnya, dada menyusut, dan diafragma melemah.
Meskipun begitu, berita baiknya adalah bahwa orang dewasa lanjut dapat
memperbaiki fungsi paru paru dengan latihan-latihan memperkuat diafragma.
g. Seksualitas
Penuaan
menyebabkan beberapa perubahan penurunan dalam hal seksualitas manusia, dan
terdapat perubahan yang lebih banyak pada laki laki dari pada perempuan. Rubin
(Harlock) mengatakan bahwa hubungan seksual tidak mungkin berhenti secara
otomatis pada usia berapapun. Mereka yang tidak melakukan hubungan seksual pada
usia lanjut, biasanya disebabkan oleh penyakit yang diderita pasangannya.
4.
Tugas Perkembangan
Pada Masa Dewasa Akhir
Memelihara pengaturan kehidupan yang memuaskan merupakan
tugas paling penting dari keluarga-keluarga lansia. Orangtua biasanya pindah ke
salah satu anak mereka karena penurunan kesehatan dan status ekonomi, mereka
tidak punya pilihan lain, dan ini terbukti merupakan suatu pengaturan
yang tidak memuaskan bagi lansia (Lopata, 1973).
Tabel
Tahap VIII Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan keluarga dalam masa pensiun
dan lansia, dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang Bersamaan
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
|
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga dewasa akhir
|
Keluarga dewasa akhir/Lansia
|
1. Menciptakan kepuasan dalam keluarga
sebagai tempat tinggal di hari tua.
2. Menyesuaikan hidup dengan penghasilan
sebagai pensiunan
3. Membina kehidupan rutin yang
menyenangkan.
4. Saling merawat sebagai
suami-istri
5. Mampu menghadapi kehilangan (kematian)
pasanan dengan sikap yang positif (menjadi janda atau duda).
6. Melakukan hubungan dengan anak-anak
dan cucu-cucu.
7. Menemukan arti hidup dengan nilai
moral yang tinggi.
|
5.
Masalah-Masalah
Kesehatan
Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan
kekuatan fisik, sumber-sumber finansial yang tidak memadai, isolasi sosial,
kesepian dan banyak kehilangan lainnya yang dialami oleh lansia menunjukkan
adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia (Kelley et al, 1977). Oleh karena
itu, terdapat masalah-masalah kesehatan yang multipel. Pasangan atau individu
lansia dalam semua fase sakit kronis mulai dari fase akut hingga fase
rehabilitasi sangat membutuhkan bantuan. Baik fungsi-fungsi yang terkait secara
medis (pengkajian fisik, reaksi-reaksi yang buruk) dan fungsi-fungsi
keperawatan (mengkaji respons klien terhadap sakit dan pengobatan serta
kemampuan koping) adalah relevan disini. Promosi kesehatan tetap menjadi hal
yang sangat penting, khususnya dalam bidang nutrisi, latihan, pecegahan cidera,
penggunaan obat yang aman, pemakaian pelayanan preventif dan berhenti merokok.
Semakin tua, kemungkinan terkena beberapa
penyakit atau penurunan kondisi tubuh semakin meningkat. Penyakit yang biasanya
menyerang usia lanjut adalah radang sendi dan osteoporosis.
Kesehatan mental tidak hanya dilihat dari
ketidak hadiran gangguan-gangguan mental, berbagai kesulitan dan frustasi,
tetapi juga merefleksikan kemampuan seseorang untuk menghadapi masalah-masalah
kehidupan dengan cara efektif dan memuaskan.
Depresi yang dimaksud adalah suatu gangguan
suasana hati dimana individu merasa sangat tidak bahagia., kehilangan semangat,
dan bosan. Orang yang menderita depresi seperti ini mudah kehilangan stamina,
tidak merasa sehat, nafsu makan kurang, lesu, dan kurang bergairah. Gangguan
kecemasan adalah gangguan psikologis yang dicirikan dengan ketegangan motorik
(seperti gelisah dan gemetar), hiperaktivitas (pusing, jantung berdebar, atau
berkeringat), dan pikiran yang mencemaskan. Penelitian membuktikan bahwa orang
usia lanjut memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan
kecemasan daripada depresi (George dkk, 1988).
Isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif
(yang mungkin berkaitan dengan sejumlah masalah termasuk penyakit (Alzheimer),
dan masalah-masalah psikologis adalah masalah kesehatan yang serius, khususnya
bila bersama-sama dengan sakit fisik. Pengkajian dan penggunaan sistem dukungan
sosial keluarga atau individu harus menjadi bagian integral dari perawatan
kesehatan keluarga.
Proses menua dan menurunnya kesehatan
menyebabkan betapa pentingnya pasangan menikah saling menolong satu sama lain.
Karena wanita hidup lebih lama dari pada pria, dan biasanya mereka orang yang
membantu suami yang sakit atau yang tidak berdaya. Dalam kebanyakan kasus,
penyakit bersifat kronis dan berkembang menjadi tak berdaya, sehingga perlu
waktu untuk menyesuaikan terhadap situasi terakhir. Suami menemukan tugas
merawat istri sebagai suatu tugas yang lebih sulit, karena peran merawat,
memelihara dan menjadi ibu rumah tangga semata-mata masih sebagai peran wanita.
Defisiensi nutrisi dikalangan lansia terjadi secara luas dan menimbulkan banyak
masalah yang berkaitan dengan penuaan (lemah, bingung, depresi, konstipasi, dan
ada beberapa lagi).
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak,
Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan
Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Setiawati,
Satun, dkk. 2008. Penutun Praktis Asuhan
Keperawatan Keluaraga. Jakarta: Trans Info media.
Comments
Post a Comment