Skip to main content

Trustworthiness of Data

  Menurut Guba dan Lincoln kriteria penelitian dapat dipercaya dalam menampilkan fenomena yang mendukung keakuratan penelitian, meliputi: 1.       Credibility merupakan penelitian dipercaya ketika partisipan mengakui temuan penelitian sebagai pengalamannya. 2.       Dependability merupakan data yang didapatkan stabil pada setiap waktu dan kondisi. Proses penelitian logis, dapat dilacak, dan pendokumentasian jelas. 3.       Conformability merupakan objektivitas data atau kenetralan data yang menunjukkan bahwa intepretasi dan temuan penelitian jelas berasal dari data serta sebagai petunjuk sebuah kesimpulan dan intepretasi telah di capai. Transferability merupakan generalisasi penerapan hasil penelitian untuk diterapkan pada tempat atau kondisi yang setara.

terapi somatik


TERAPI SOMATIK
A.      Pengertian
Terapi somatik adalah terapi yg diberikan kepada klien dengan gangguan jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku adaptif dgn melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi fisik klien.

B.       PENGIKATAN
1.         PENGEKANGAN FISIK
Pengekangan fisik termasuk penggunaan pengekangan me¬kanik, seperti manset utk pergelangan tangan & pergelang¬an kaki, serta seperai pengekang, begitu pula isolasi, yaitu dengan menempatkan pasien dlm suatu ruangan dimana dia tdk dpt keluar atas kemauannya sendiri.
Pengekangan Mekanik
Jenis pengekangan mekanik adalah:
a.         camisoles (jaket pengekang)
b.         pengekang dgn manset utk pergelangan tangan
c.         Pengekangan dengan manset untuk pergelangan kaki.
d.        pengekangan dengan seprei. Pengekangan dengan Seprei Basah dan Dingin
Indikasi Pengekangan
a.         Perilaku amuk
b.         Perilaku agitasi yang tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan
c.         Ancaman terhadap infegritas fisik
d.        Permintaan pasien utk pengendalian perilaku ekster¬nal
2.         ISOLASI
Isolasi adalah menempatkan pasien dlm suatu ruang di mana dia tdk dpt keluar dari ruangan tersebut sesuai kehen¬daknya. Tingkatan pengisolasian dpt berkisar dari penempat¬an dalam ruangan yg tertutup, tapi tdk terkunci sampai pa¬da penempatan dlm ruang terkunci dengan kasur tanpa seprei di lantai, kesempatan berkomunikasi yg dibatasi, & pasien memakai pakaian rumah sakit atau kain terpal yang berat. Penggunaan kain terpal kurang dpt diterima & hanya di¬gunakan untuk melindungi pasien aiau orang lain.
Indikasi Penggunaan
a.         Pengendalian perilaku amuk yang potensial mem¬bahayakan pasien atau orang lain dan tidak dapat di¬kendalikan oleh orang lain dengan intervensi pe¬ngekangan yang longgar, seperti kontak interpersonal atau pengobatan
b.         Reduksi stimulus lingkungan, terutama jika diminta oleh pasien.

3.         TERAPI ELEKTROKONVULSIF
Terapi elektrokonvulsif (ECT) adalah suatu pengobatan untuk menimbulkan kejang grand mal secara artifisial dengan melewatkan aliran lintrik melalui elektorode yang dipasang pada satu atau dua “temples.” Jumlah tindakan yang dilakukan me¬rupakan rangkaian yang bervariasi pada tiap pasien tergantung ; pada masalah pasien dan respons terapeutik sesuai hasil peng¬kajian selama tindakan. Rentang jumlah yang paling umum dilakukan pada pasien dengan gangguan afektif antara enam sampai 12 kali, sedangkan pada pasien skizofrenia biasa¬nya diberikan sampai 30 kali. ECT biasanya diberikan 3 kali seminggu atau setiap beberapa hari, walaupun sebenarnya bisa diberikan lebih jarang atau lebih sering. Walaupun sebagai terapi ECT cukup aman, akan tetapi ada beberapa kondisi merupakan kontra indikasi diberikan terapi ECT.
Indikasi
1.         Penyakit depresi berat yang tidak berespons terhadap obat antidepresan atau pada pasien yang tidak dapat menggunakan obat
2.         Gangguan bipolar dimana pasien sudah tidak beres¬pons lagi terhadap obat
3.         Pasien dengan buttuh diri akut yang sudah lama tidak menerima pengobatan untuk dapat mencapai efek tera¬peutik
4.         Jika efek sampingan ECT yang diantisipasikan lebih rendah daripada efek terapi pengobatan, seperti pada pasien lansia dengan blok janiung, dan selama ke¬hamilan

4.         FOTO TERAPI
Foto terapi atau terapi sinar adalah terapi somatik pilihan. Terapi ini diberikan dengan memaparkan klien pada sinar terang 5-20x lebih terang daripada sinar ruangan. Klien biasanya duduk, mata terbuka, 1,5 meter di depan klien diletakkan lampu setinggi mata.
Waktu dilaksanakan foto terapi bervariasi dari orang per orang. Beberapa klien berespon kalau terapi diberikan pada pagi hari, sementara yang lain lebih berespon kalau diberikan pada sore hari. Efek terapi ditentukan selain oleh lamanya terapi juga ditentukan oleh kekuatan cahaya yang digunakan. Dengan kekuatan cahaya sebesar 2500 lux yang diberikan selama 2 jam sehari efeknya sama dalam menurunkan depresi dengan terapi dengan kekuatan cahaya sebesar 10.000 lux dalam waktu 30 menit sehari.
Terapi sinar sangat bermanfaat dan menimbulkan efek yang positif. Kebanyakan klien membaik setelah 3-5 hari terapi kan tetapi bisa kambuh kembali segera setelah terapi dihentikan. Keuntungan yg lain klien tdk akan mengalami toleransi terhadap terapi ini.

5.         TERAPI DEPRIVASI TIDUR
Terapi deprivasi tidur adalah terapi yg diberikan kpd klien degn cara mengurangi jumlah jam tidur klien. Hasil penelitian ditemukan bahwa 60% klien depresi mengalami perbaikan yg bermakna setelah jam tidurnya dikurangi selama 1 malam. Umumnya lama penurangan jam tidur efektif sebanyak 3,5 jam.
Indikasi : Terapi deprivasi tidur dianjurkan untuk klien depresi.
Mekanisme Kerja :
Mekanisme kerja terapi deprivasi tidur ini adalah mengubah neuroendokrin yang berdampak anti depresan. Dampaknya adalah menurunnya gejala-gejala depresi.

6.         TERAPI LINGKUNGAN (MILIEU THERAPY)
Milieu terapi adalah suatu manipulasi ilmiah pada lingkungan yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan pada perilaku pasien dan untuk mengembangkan ketrampilan emosional dan sosial (Stuart-sundeen,1991)
Lingkungan merupakan kondisi dimana berpengaruh besar terhadap proses penyembuhan terutama pasien dengan gangguan jiwa. Terapi lingkungan adalah suatu tindakan penyembuhan pasien gangguan jiwa melalui manipulasi unsur yang ada di lingkungan dan berpengaruh terhadap proses penyembuhan.
Tujuan terapi lingkungan :
1.         Membantu individu untuk mengembangkan rasa harga diri, kemampuan berhubungan dengan orang lain, membantu belajar mempercayai orang lain.
2.         Mempersiapkan diri kembali ke masyarakat dan mencapai perubahan kesehatan yang positif
Peran perawat dalam terapi lingkungan
a.         Menciptakan dan mempertahankan suasana yang akrab, menyenangkan, saling menghargai diantara petugas kesehatan-perawat-pasien.
b.         Menciptakan suasana yang aman dari benda-benda atau keadaan yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan/luka baik pada perawat maupun pasien.
c.         Mengatur tatanan ruangan seperti di rumah, dimana pasien betah dan dapat menjalankan kegiatan sehari-hari sesuai yang dibutuhkan oleh pasien.
d.        Pasien diminta untuk berpartisipasi melakukan kegiatan bagi dirinya dan orang lain seperti yang biasa dilakukan di rumahnya.m/mencuci piring, pakaian, merapikan tempat tidur, dsb.
e.         Membantu klien dalam proses sosialisasi
f.          Sebagai teknisi perawatan.m/memberikan obat-obatan, mengamati efek obat, mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul dalam terapi tersebut.
g.         Sebagai leader atau pengelola dalam pelaksanaan terapi lingkungan.
Jenis-jenis kegiatan terapi lingkungan :
a.          Terapi rekreasi
Yaitu terapi yang menggunakan salah satu kegiatan yang dilakukan pada waktu luang, dengan tujuan pasien dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan menyenagkan serta mengembangkan hubungan sosial.
b.         Terapi kreasi seni ( dance terapi, terapi musik, terapi dengan melukis, biblioterapi)
Perawat bekerja sama dengan orang lain yang ahli di bidangnya karena harus sesuai dengan bakat dan minat.
c.          Pet therapy
Sarana yang digunakan dalam terapi ini adalah binatang yang dapat memberi respon menyenangkan kepada pasien, sering digunakan pada anak dengan autistik.
d.         Plant therapy
Menanam tumbuh-tumbuhan mulai dari biji sampai menjadi buah atau bunga. Mengajarkan pasien untuk memelihara makhluk hidup dengan kasih sayang.



DAFTAR PUSTAKA
Boyd dan Nihart. 1998. Psichiatric Nursing & Contenporary Practice . I Edition .       Lippincot . Philadelphia.

Stuart dan sundeen . 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 3. Jakarta : EGC.terapi-somatik.azam.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

LP NSTEMI

KONSEP DASAR NSTEMI A.       PENGERTIAN NSTEMI adalah  adanya ketidakseimbangan antara pemintaan dan suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan arteri koroner akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan (Sylvia,2009). Unstable Angina (UA) dan Non ST Elevasi Infark Miokard diketahui merupakan suatu kesenambungan dengan kemiripan patofisiologis dan gambaran klinis sehingga pada prinsipnya penatalaksanaan keduanya tidak berbeda. Diagnosis NSTEMI ditegakkan jika pasien dengan manifestasi klinis UA menunjukkan bukti adanya nekrosis miokard  berupa peningkatan biomarker jantung (Sudoyo, 2009). Non STEMI merupakan tipe infark miokard tanpa elevasi segmen ST yang disebabkan oleh obstruksi koroner akibat erosi dan ruptur plak. Erosi dan ruptur plak ateroma menimbulkan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Pada Non STEMI, trombus yang terbentuk biasanya tidak menyeb

WOC DISTRESS SPIRITUAL

Diagnosa nanda nic noc ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)