Menurut Guba dan Lincoln kriteria penelitian dapat dipercaya dalam menampilkan fenomena yang mendukung keakuratan penelitian, meliputi: 1. Credibility merupakan penelitian dipercaya ketika partisipan mengakui temuan penelitian sebagai pengalamannya. 2. Dependability merupakan data yang didapatkan stabil pada setiap waktu dan kondisi. Proses penelitian logis, dapat dilacak, dan pendokumentasian jelas. 3. Conformability merupakan objektivitas data atau kenetralan data yang menunjukkan bahwa intepretasi dan temuan penelitian jelas berasal dari data serta sebagai petunjuk sebuah kesimpulan dan intepretasi telah di capai. Transferability merupakan generalisasi penerapan hasil penelitian untuk diterapkan pada tempat atau kondisi yang setara.
LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
A.
Pengertian
Defisit perawatan diri adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan,
toileting) (Nurjannah, 2004).
Deficit perawatan diri pada pasien dengan gagguan jiwa
merupakan deficit peraatan diri yang terjadi akibat adanya perubahan proses
pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun
(Keliat dan akemat 2007).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal
hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
B.
Penyebab
1.
Faktor prediposisi
a.
Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b.
Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
c.
Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d.
Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2.
Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
a.
Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
b.
Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c.
Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d.
Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus
ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e.
Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f.
Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain- lain.
g.
Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya
C.
Manifestasi Klinis
1.
Fisik
a.
Badan bau, pakaian kotor
b.
Rambut dan kulit kotor
c.
Kuku panjang dan kotor
d.
Gigi kotor disertai mulut yang bau
e.
Penampilan tidak rapi
2.
Psikologis
a.
Malas, tidak ada inisiatif
b.
Menarik diri, isolasi diri
c.
Merasa tak berdaya, rendah diri, dan merasa hina
3.
Social
a.
Interaksi kurang
b.
Kegiatan kurang
c.
Tidak mampu berprilaku sesuai norma
d.
Cara makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat , gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri
D.
Akibat
Dampak yang ditimbulkan dengan
keadaan defisit perawatan diri seperti pasien dikucilkan di dalam
keluarga atau masyarkat sehingga terjadi isolasi sosial dan bahkan kehilangan
kemampuan dan motivasi dalam melakukan perawatan terhadap tubuhnya.
E.
Penatalaksanaan
1.
Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
a.
Bina hubungan saling percaya
b.
Bicarakan tentang pentingnya kebersihan
c.
Kuatkan kemampuan klien merawat diri
2.
Membimbing dan menolong klien merawat diri
a.
Bantu klien merawat diri
b.
Ajarkan keterampilan secara bertahap
c.
Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
3.
Ciptakan lingkungan yang mendukung
a.
Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan perawatan diri
b.
Dekatkan peralatan agar mudah dijangkau oleh klien
c.
Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
F.
Asuhan Keperawatan
1.
Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal
MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No Rumah Sakit dan
alamat klien.
2.
Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang
ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah, dan
perkembangan yang dicapai.
3.
Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan criminal. Dan
pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan social budaya.
4.
Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5.
Aspek psikososial
a.
Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b.
Konsep diri
c.
Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok,
yang diikuti dalam masyarakat
d.
Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
6.
Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik
klien, afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi
pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
7.
Kebutuhan persiapan pulang
a.
Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan kembali.
b.
Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta membersihkan dan
merapikan pakaian.
c.
Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
d.
Istirahat tidur kilien, aktivitas didalam dan diluar rumah.
e.
Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.
8.
Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan stimulus
internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan mengalihkan tanggung
jawab kepada orang lain.
9.
Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
10. Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
11. Aspek medik
Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi,
psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.
12. Masalah Keperawatan
a.
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
lp-dpd.azam.bloggespot.com
13.
Rencana tindakan
a.
Tujuan umum : klien
mampu melakukan perawatan diri: higioene.
b.
Tujuan khusus:
1)
Klien dapat menyebutkan
pengertian dan tanda‑tanda
kebersihan diri
Tindakan :
a)
Diskusikan bersama klien
tentang pengertian bersih dan tanda‑tanda
bersih
b)
Beri reinforcement
positif bila klien mampu melakukan hal yang positif.
2)
Klien dapat menyebutkan
penyebab tidak mau menjaga kebersihan diri
Tindakan :
a)
Bicarakan dengan klien
penyebab tidak mau menjaga kebersihan diri
b)
Diskusikan akibat dari
tidak mau menjaga kebersihan diri
3)
Klien dapat menyebut
higiene
Tindakan:
a)
Diskusikan bersama
klien tentang manfaat higiene
b)
Bantu klien
mengidentifikasikan kemampuan untuk menjaga kebersihan diri
4)
Klien dapat menyebutkan
cara menjaga kebersihan diri
Tindakan:
a)
Diskusikan dengan klien
cara menjaga kebersihan diri: andi 2x sehari (pagi dan sore) dengan memakai
sabun mandi, gosok gigi minimal 2x sehari dengan pasta gigi, mencuci rambut
minimal 2x seminggu dengan sampo, memotong kuku minimal 1x seminggu, memotong
rambut minimal 1 x sebulan.
b)
Beri reinforcement
positif bila klien berhasil
5)
Klien dapat
melaksanakan perawatan diri higiene dengan bantuan minimal
Tindakan:
a)
Bimbing klien melakukan
demonstrasi tentang cara menjaga kebersihan diri
b)
Dorong klien untuk
melakukan kebersihan diri dengan bantuan minimal
6)
Klien dapat melakukan
perawatan diri higiene secara mandiri
Tindakan:
a)
Beri kesempatan klien
untuk membersihkan diri secara bertahap
b)
Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaannya setelah membersihkan diri
c)
Bersama klien membuat
jadwal menjaga kebersihan diri
d)
Bimbing klien untuk
melakukan aktivitas higiene secara teratur
7)
Klien mendapat dukungan
keluarga
Tindakan:
a)
Beri pendidikan
kesehatan tentang merawat klien untuk kebersihan diri melalui pertemuan
keluarga
b)
Beri reinforcement
positif atas partisipasi aktif keluarga
Daftar Pustaka
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD
Dr. Amino Gonohutomo, 2003
Keliat.
B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Perry,
Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S.
Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan.
Jakarta : CV Sagung Seto
Santosa,
Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta :
Prima Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa.
Edisi 5. Jakarta: EGC.
Comments
Post a Comment