Menurut Guba dan Lincoln kriteria penelitian dapat dipercaya dalam menampilkan fenomena yang mendukung keakuratan penelitian, meliputi: 1. Credibility merupakan penelitian dipercaya ketika partisipan mengakui temuan penelitian sebagai pengalamannya. 2. Dependability merupakan data yang didapatkan stabil pada setiap waktu dan kondisi. Proses penelitian logis, dapat dilacak, dan pendokumentasian jelas. 3. Conformability merupakan objektivitas data atau kenetralan data yang menunjukkan bahwa intepretasi dan temuan penelitian jelas berasal dari data serta sebagai petunjuk sebuah kesimpulan dan intepretasi telah di capai. Transferability merupakan generalisasi penerapan hasil penelitian untuk diterapkan pada tempat atau kondisi yang setara.
KONSEP HIPERGLIKEMIA
A. DEFINISI
Hiperglikemi merupakan keaadaan dimana
kadar glukosa darah yang tinggi dari rentang kadar puasa normal 120 mg/ 100 ml
darah (Elizabeth J.Corwin, 2009).
Hiperglikemia adalah keadaan ketika kadar
gula darah melonjak secara tiba-tiba. Keadaan ini bisa disebabkan antara lain
stres, infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu. (Saraswati, silvia.2009)
Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar
glukosa darah yang tinggi pada rentang non puasa sekitar 140-160 mg/100 ml
darah (Sujono & Sukarmin, 2008)
B. ETIOLOGI
1.
Defisiensi Insulin, seperti yang dijumpai pada DM tipe
1
2.
Penurunan responsivitas sel terhadap insulin, seperti
yang dijumpai pada DM tipe II karena adanya penyebab obesitas, kurangnya
aktifitas fisik
3.
Stres kronis
Respon terhadap stres mencakup
aktivasi sistem saraf simpatis dan pelepasan hormon pertumbuhan (tyroid),
katekolamin epinefrin dan norepinefrin dari kelenjar adrenal yang selanjutnya
akan merangsang peningkatan pemecahan simpanan glukosa di hepar dan otot rangka.
4.
Hipertiroid
Hormon-hormon tersebut menstimulasi
pelepasan insulin yang berlebihan oleh sel-sel pankreas, sehingga akhirnya
terjadi penurunan respon sel terhadap insulin
5.
Autoimun
Autoimun menyebabkan kerusakan
sel-sel beta pankreas yang berakibat defisiensi insulin sampai kelainan yang
menyebabkan retensi terhadap kerja insulin.
6.
Alkoholisme
Dianggap menambah resiko terjadinya
kerusakan sel-sel beta pada pankreas (ADA, 2009)
lp-hiperhlikemia.azam.bloggespot
C. MANIFESTASI KLINIS
1.
Kadar gula darah sewaktu melebihi angka 200 mg/dl atau
kadar gula darah puasa melebihi 126 mg/dl.
2.
Poliuria (banyak dan sering kencing)
3.
Polipagia (banyak makan)
4.
Polidipsi (banyak minum)
5.
Kelemahan tubuh, lesu cepat lelah tidak bertenaga
6.
Berat badan menurun
7.
Rasa kesemutan, karena iritasi (perangsangan) pada serabut-serabut
saraf
8.
Infeksi saluran kencing
9.
glukosuria
10. Infeksi yang sukar sembuh (ADA,
2009)
D. PATOFISIOLOGI
Hiperglikemia timbul akibat
berkurangnya insulin sehingga glukosa darah tidak dapat masuk ke sel-sel otot,
jaringan adipose atau hepar. Dalam keadaan normal kira-kira 50% glukosa yang
dimakan terganggu, glukosa tidak dapat masuk ke sel sehingga energi terutama
diperoleh dari metabolisme protein dan lemak. Lipolisis bertambah dan
lipogenesis terhambat, akibatnya dalam jaringan banyak tertimbun asetil KoA
(zat yang penting pada siklus asam sitrat dan prekusor utama dari lipid dan
steroid, terbentuk dengan cara menggabungkan gugus asetil pada koenzim A selama
oksidasi karbohidrat, asam lemak atau asam-asam amino), dan senyawa ini akan
banyak diubah menjadi zat keton karena terhambatnya siklus TCA (Tricarboxylic
Acid Kreb’s Cycle). Zat keton sebenarnya merupakan sumber energi yang berguna
terutama pada saat puasa. Metabolisme zat keton pada pasien DM meningkat,
karena jumlahnya yang terbentuk lebih banyak daripada yang dimetabolisme.
Keadaan ini disebut ketoasidosis yang ditandai dengan nafas yang cepat dan
dalam disertai adanya bau aseton (Tjay, 2007).
E. KOMPLIKASI
1.
Komplikasi akut
a.
Hipoglikemia/koma hipoglikemia
2.
Hipoglikemik adalah kadar gula yang rendah kadar gula
normal 60-100 mg%.
b.
Sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketotik
(HHNC/HONK)
c.
Ketoasidosis Diabetic (KAD)
3.
2. Komplikasi kronik
a.
Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar),
mengenai sirkulasi koroner, vaskuler perifer dan vaskuler serebral
b.
Mikrovaskuler (penyakit pembuluh darah kecil),
mengenai mata (retinopati), dan ginjal (nefropati). Kontrol kadar glukosa darah
untuk memperlambat atau menunda awitan baik komplikasi mikrovaskuler maupun
makrovaskuler
c.
Penyakit neuropati, mengenai saraf sensorik-motorik
dan autonomi serta menunjang masalah seperti impotensi dan ulkus pada kaki
d.
Rentan infeksi, seperti tuberkolosis paru dan infeksi
saluran kemih
e.
Ulkus/ gangren/ kaki diabetik (Mansjoer dkk, 2007)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Glukosa darah sewaktu
2.
Kadar glukosa darah puasa
3.
Tes toleransi glukosa
Biasanya, tes ini dianjurkan untuk
pasien yang menunjukkan kadar glukosa darah meningkat di bawah kondisi stress.
Kadar darah sewaktu dan puasa
sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi hiperglikemia
adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dan upaya
mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati.
Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia :
1.
Diet
a.
Komposisi makanan :
Karbohidrat = 60 % – 70 %
Protein = 10 % – 15 %
Lemak = 20 % – 25 %
b.
Jumlah kalori perhari
1)
Antara 1100 -2300 kkal
2)
Kebutuhan kalori basal :
laki – laki : 30 kkal / kg BB
Perempuan : 25 kkal / kg BB
2.
Latihan jasmani
Manfaat latihan jasmani :
a.
Menurunkan kadar glukosa darah mengurangi resitensi
insulin, meningkatkan sensitivitas insulin).
b.
Menurunkan berat badan.
c.
Mencgah kegemukan.
d.
Mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi
aterogenik, gangguan lipid darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi
darah.
3.
Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko
tinggi :
a.
Umur diatas 45 tahun.
b.
Kegemukan lebih dari 120 % BB idaman atau IMT > 27
kg/m.
c.
Hipertensi > 140 / 90 mmHg.
d.
Riwayat keluarga DM.
e.
Dislipidemia, HDL 250 mg/dl.
f.
Parah TGT atau GPPT ( TGT : > 140 mg/dl – 2200 mg/dl),
glukosa plasma puasa derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl)
4.
Medis (obat hipoglikemi)
a.
Obat hipoglikemi oral :
1)
Sulfoniluria : Glibenglamida, glikosit, gliguidon,
glimeperide, glipizid.
2)
Biguanid ( metformin )
3)
Hon su insulin secretagogue ( repakglinide,
natliglinide )
4)
Inhibitor glucosidase
5)
Tiosolidinedlones
b.
Insulin
1)
Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear
insulin, adalah jenis obat insulin yang memiliki sifat transparan dan mulai
bekerja dalam tubuh dalam waktu 30 menit sejak dimasukan kedalam tubuh. Obat
insulin ini bekerja secara maksimal selama 1 sampai 3 jam dalam aliran darah
penderita, dan segera menghilang setelah 6 sampai 8 jam kemudian.
2)
Insulin reaksi panjang, merupakan jenis yang mulai
bekerja 1 sampai 2 jam setelah disuntikan kedalam tubuh seseorang. Tetapi obat
ini tidak memiliki reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara stabil dalam waktu
yang lama yaitu 24 sampai 36 jam didalam tubuh penderita, contohnya lavemir dan
lantus.
3)
Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang
mulai efektif bekerja menurunkan kadar gula darah sejak 1 sampai 2 jam setelah
disuntikan kedalam tubuh. Obat ini bekerja secara maksimal selama 6 sampai 10
jam, dan berakhir setelah 10 sampai 16 jam setelahnya. Contohnya humulin m3,
hypurin, dan insuman.
4)
Insulin reaksi cepat yang bekerja 5 sampai 15 menit
setelah masuk kedalam tubuh. Ia memiliki tingkat reaksi maksimal selama 30
sampai 90 menit, dan pengaruhnya akan segera menghilanhg setelah 3 sampai 5 jam
setelahnya, contohnya lispro, actrapid, novorapid dan velosulin.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HIPERGLIKEMIA
A. PENGKAJIAN
1.
Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa
raba yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh, adanya nyeri pada
luka atau luka tidak terasa nyeri
2.
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab
terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk
mengatasinya
3.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit –
penyakit lain yang ada kaitannya dengan
defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas.
Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis,
tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan
oleh penderita.
4.
Pemeriksaan fisik
a.
System Pernafasan atau Breathing (B1)
Tachypnea.
b.
System Kardiovaskuler atau Blood (B2)
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau
berkurang, palpitasi, hipertensi atau hipotensi, takikardi atau bradikardi,
aritmia, dapat menyebabkan pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik).
c.
System Persyarafan atau Brain (B3)
Pusing, pening, sakit kepala, reflek tendon menurun,
gangguan penglihatan, anastesia atau kebas, impotensi (pada pria), kacau
mental, disorientasi, mengantuk (somnolen), letargi, stupor sampai koma.
d.
System Perkemihan atau Bladder (B4)
Poliuria, nokturia, dapat berkembang menjadi oliguria
atau anuria jika terjadi hipovolemia berat, retensio urine, inkontinensia
urine, rasa panas atau sakit saat berkemih bila ada infeksi pada saluran
perkemihan
e.
System Pencernaan atau Bowel (B5)
Rasa haus atau banyak minum (polidipsi), rasa lapar
(polifagi), mual, muntah, anoreksia, perubahan berat badan.
f.
System Musculoskeletal dan integument atau Bone (B6)
Lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, penurunan
kekuatan otot, parastesia, kesemutan, ulkus pada ekstremitas dan penyembuhannya
lama, kulit kering atau bersisik, gatal, turgor kulit jelek, nyeri.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Ketidakefektifan pola napas (00032)
2.
Penurunan curah jantung (00029)
3.
Hipertermia (00007)
4.
Resiko ketidakstabilan kadar glyukosa darah (00179)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1.
Ketidakefektifan pola napas
(00032)
NOC : Status Pernapasan (0415)
NIC : Bnatuan
Ventilasi (3390)
a.
Monitor pernapasan dan saturasi
oksigen
b.
Posisikan untuk mengurangi
dyspnea
c.
Ajarkan teknik pernapasan
d.
Mulai dan pertahankan oksigenasi
tambahan
e.
Inisiasi tindakan resusitasi
2.
Penurunan Curah Jnatung (00029)
NOC : Kefektifan Pompa Jantung (0400)
NIC : Perawatan
Jnatung : Akut (4044)
a.
Monitor parameter hemodinamik
b.
Monitor EKG
c.
Kelola obat-obatan
d.
Lakukan terapi relaksasi
3.
Hipertermia (00007)
NOC : Termoregulasi (0800)
NIC : Perawatan Demam
(3740)
a.
Pantau suhu dan tanda vital
lainnya
b.
Monitor warna kulit
c.
Dorong konsumsi cairan
d.
Beri oksigen
e.
Beri obat atau cairan IV
4.
Resiko ketidakstabilan glukosa
darah (00179)
NOC : Keparahan Hiperglikemia (2111)
NIC : Manajemen
Hiperglikemia (2120)
a.
Monitor tanda dan gejala
hiperglikemia
b.
Monitor kadar glukosa darah
c.
Monitor nadi dan tekanan darah
d.
Berikan insulin
e.
Berikan cairan IV
f.
Dorong asupan cairan oral
g.
Review riwayat glukosa darah
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2011. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Edisi
Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Mansjoer, A, dkk.
2007. Kapita Selekta Kedokteran, jilid 1, Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius
Saraswati, sylvia
.2009. Diet Sehat Untuk Penyakit Asam Urat Diabetes Hipertensi dan Stroke.
Yogyakarta : A Plus
Sujono, Sukarmin .
2008. Askep pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Tjay, Tan Hoan dan
Raharja. 2007 . Obat-obat Penting. Jakarta : Media Komputindo
ADA (American
Diabetes, Assosciation), Diagnosis and Classification Of DM. 2009.
Comments
Post a Comment