Menurut Guba dan Lincoln kriteria penelitian dapat dipercaya dalam menampilkan fenomena yang mendukung keakuratan penelitian, meliputi: 1. Credibility merupakan penelitian dipercaya ketika partisipan mengakui temuan penelitian sebagai pengalamannya. 2. Dependability merupakan data yang didapatkan stabil pada setiap waktu dan kondisi. Proses penelitian logis, dapat dilacak, dan pendokumentasian jelas. 3. Conformability merupakan objektivitas data atau kenetralan data yang menunjukkan bahwa intepretasi dan temuan penelitian jelas berasal dari data serta sebagai petunjuk sebuah kesimpulan dan intepretasi telah di capai. Transferability merupakan generalisasi penerapan hasil penelitian untuk diterapkan pada tempat atau kondisi yang setara.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penugasan pekerjaan dalam pemanfaatan tenaga
keperawatan di Rumah sakit adalah keterampilan yang dikembangkan oleh perawat,
pengelola oleh nanajer unit berdasarkan pengetahuan megenai kebutuhan
keperawatan pasien dan pengetahuan kemampuan staf termasuk jenis-jenis kategori
tenaga yang ada. Beberapa metode yang digunakan dalam perencanaan pelayanan
keperawatan dalam unit tergantung misi, falsafah dan tujuan serta model
keperawatan yang dianut. Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam
pelayanan keperawatan, oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar
akan meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.
Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memandirikan
pasien sehingga dapat berfungsi secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut
diperlukan manajemen asuhan keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor
yang menentukan dalam manajemen tersebut adalah bagaimana asuhan keperawatan
diberikan oleh perawat melalui berbagai pendekatan model asuhan keperawatan
yang diberikan.
Penetapan dan keberhasilan model pemberian asuhan
keperawatan yang digunakan di suatu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor, diantaranya adalah bagaimana pemahaman perawat tentang model-model
asuhan keperawatan tersebut. pengembangan metode ini di dasarkan pada falsafah
mengupayakan tujuan dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota
kelompok. metode ini juga di dasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak
memperoleh pelayanan terbaik. selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan
dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang etrbaik sesuai
kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan dengan menggunakan
kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non
pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional) memiliki tangguang jawab
dalam perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua
pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua
tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim
dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan
asuhan keperawatan.
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan
masyarakat. Manajemen keperawatan
memiliki suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan
untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi
sumber-sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
Oleh karena perlu dipersiapkan tenaga kesehtan
yang professional yang dimulai dari didikan dikampus berupa teori Manajemen
Keperawatan dan praktikum, dilanjutkan dengan praktik klinik Manajemen
Keperawatan di RS PKU Muhammadiyyah Temanggung.
A.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik klinik
Manajemen Keperawatan di
Ruang Marwa Rumah Sakit PKU Muhammadiyyah Temanggung, diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam melaksanakan
Asuhan Keperawatan ditatanan rumah sakit.
2.
Tujuan Khusus
a.
Secara individu dan kelompok, mahasiswa
dapat menunjukkan kemampuan dalam merencanakan penatalaksanaan menejemen
keperawatan.
b.
Menganalisa data dan memahami
masalah-masalah dalam pengorganisasian asuhan keperawatan diruang rawat inap.
c.
Mengidentifikasi masalah yang ditemukan
selama pengkajian
d.
Merencanakan beberapa alternative
penyelesaian masalah/ Plan of Action (POA) yang
disepakati oleh kepala ruang
e.
Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan
perawatan
f.
Memperkenalkan perubahan yang bermanfaat
untuk ruangan dengan cara melaksanakan intervensi bersama kelompok dengan
persetujuan Kepala Ruang.
g.
Melaksanakan Role Play Kepala Ruang, PP,
dan PA secara bergantian.
h.
Melaksanakan
roleplay timbang terima, pre conference,
dan post conference
i.
Melaksanakan implementasi yang di
rencanakan pada pre conference.
j.
Melakukan
evaluasi program yang telah dilakukan.
k.
Mendesiminasikan
hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam bentuk laporan akhir.
l.
Membuat
laporan harian individu berupa logbook.
B.
Manfaat
1.
Institusi Rumah Sakit
Dapat
memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan dan dapat memberikan
asuhan keperawatan sesuai standar bagi klien melalui manajemen keperawatan
khususnya di Ruang Marwa Rumah Sakit PKU Muhammadiyyah Temanggung.
2.
Perawat
Sebagai
referensi dalam pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan dalam rangka
meningkatkan asuhan keperawatan profesional pada klien di Ruang Marwa Rumah
Sakit PKU Muhammadiyyah Temanggung.
3.
Mahasiswa Profesi Ners
Sebagai
pembelajaran dan penerapan ilmu manajemen keperawatan di klinik.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A.
Pengertian Pengendalian
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen
dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan
pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan
tujuan, visi dan misi perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang modern
fungsi control ini biasanya dilakukan oleh divisi audit internal.
Pengendaliann merupakan fungsi manajemen yang tidak
kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi manajemen yang lain,
tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E.
Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai:
“the process by which manager determine wether actual operation are consistent
with plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana
disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengendalian yang
di dalamnya memuat unsur esensial proses pengendalian, bahwa: “pengendalian
manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan
dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.”
Dengan demikian, pengendalian merupakan suatu kegiatan yang berusaha
untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di
mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk
mengatasinya.
B.
Proses Pengendalian
Dikemukakan
oleh T. Hani Handoko bahwa proses pengendalian memiliki lima tahapan, yaitu:
1.
Penetapan standar
pelaksanaan;
2.
Penentuan pengukuran
pelaksanaan kegiatan;
3.
Pengukuran pelaksanaan
kegiatan nyata;
4.
Pembandingan pelaksanaan
kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan
5.
Pengambilan tindakan
koreksi, bila diperlukan.
C.
Prinsip
Pengendalian
1.
Pengendalian
yang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah
diukur. Misalnya tentang waktu dan tugas-tugas pokok yang harus diselesaikan
oleh staf.
2.
Fungsi Pengendalian
harus difahami pimpinan sebagai suatu kegiatan yang sangat penting dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
3.
Standar unjuk
kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf karena kinerja staf akan terus
dinilai oleh pimpinan sebagai pertimbangan untuk memberikan reward kepada
mereka yang dianggap mampu bekerja.
D.
Manfaat
Pengawasan
Bila fungsi control
dilaksanakan dengan tepat, organisasi akan memperoleh manfaat berupa:
1.
Dapat mengetahui
sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf, pakah sesuai dengan standar atau
rencana kerja, apakah sumberdaya telah digunakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Fungsi control akan
meningkatkan efisiensi kegiatan program.
2.
Dapat mengetahui
adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3.
Dapat mengetahui
apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah dimanfaatkan
secara efisien.
4.
Dapat mengetahui
sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
5.
Dapat mengetahui
staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau diberikan pelatihan
lanjutan.
E.
Prinsip
Pokok
Fungsi Pengendalian adalah aktivitas yang mengusahakan
agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau
hasil yang dikehendaki. Untuk dapat menjalankan Pengendalian, perlu
diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu:
1.
Adanya Rencana
2.
Adanya
instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.
Dalam fungsi Pengendalian tidak kalah pentingnya
adalah sosialisasi tentang perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi
keselamatan kerja bersama. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena
usaha pencegahan adalah penting untuk mendapat perhatian.
Pengendalian (controlling) sebagai fungsi manajemen
bila diikerjakan dengan baik, akan menjamin bahwa semua tujuan dari setiap
orang atau kelompok konsisten dengan tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang. Hal ini membantu menyakinkan
bahwa tujuan dan hasil tetap konsisten satu sama lain dengan dalam organisasi.
Controlling berperan juga dalam menjaga pemenuhan (kompliansi) aturan dan
kebijakan yang esensial.
Proses pengendalian mulai dengan perencanaan dan
pembangunan tujuan penampilan kerja. Tujuan penampilan didefinisikan dan
standar-standar untuk mengukurnya disusun. Ada 2 tipe standar:
1.
Standar out-put
(keluaran): mengukur hasil-hasil tampilan dalam istilah kuantitas, kualitas,
biaya atau waktu.
2.
Standar in-put
(masukan): mengukur usaha-usaha kerja
yang masuk ke dalam tugas penampilan.
F.
Pengendalian
Efektif
1.
Pengendalian
terbaik dalam organiasasi adalah berorientasi pada strategi dan hasil, dapat
dipahami, mendorong pengendalian diri (self-control), berorientasi secara waktu
dan eksepsi, bersifat positif, setara dan objektif, fleksibel.
2.
Tipe-tipe
pengendalian (awal) preliminary, kadang-kadang disebut kendali feedforward, hal
ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai. Kendali ini menyakinkan
bahwa arah yang tepat telah disusun dan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk
memenuhinya.
3.
Tipe-tipe
pengendalian (saat ini) concurrent berfokus pada apa yang sedang terjadi selama
proses. Kadang-kadang disebut kendali steering, kendali ini memantau operasi
dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan
dengan tepat.
4.
Tipe-tipe
pengendalian (akhir) post-action; kadang-kadang disebut kendali feedback ,
kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir
berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.
Manajer memiliki
2 pilihan luas dengan memperhatikan pengendalian. Mereka dapat mengandalkan
orang-orang untuk melatih pengendalian diri (internal) atas tingkah lakunya
sendiri. Alternatif lain, manajer dapat mengambil tindakan langsung (external)
untuk mengendalikan tingkah laku orang lain.
Pengendalian
internal memberikan individu yang termotivasi untuk melatih pengendalian diri
dalam memenuhi harapan pekerjaan. Potensi untuk pengendalian diri dikembangkan
ketika orang yang mampu memiliki tujuan tampilan yang jelas dan dukungan
sumber-sumber yang tepat.
Pengendalian
eksternal terjadi melalui supervisi personal dan penggunaan sistem administrasi
formal antara lain sistem penilaian penampilan, sistem kompensasi dan
keuntungan, sistem disiplin kepegawaian, dan management-by-objectives
(manajemen berdasar tujuan).
Kompensasi dan keuntungan dari sistem pengendalian
yang baik adalah:
1.
Akan menarik
orang berbakat dan mempertahankannya di dalam organisasi.
2.
Memotivasi orang
untuk menggunakan usaha maksimum dalam pekerjaannya.
3.
Menyadarkan
nilai dari kontribusi penampilannya.
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Gde Manunjaya. 1999.Manajemen Kesehatan. Jakarta:
EGC.
Azrul Azwar. 1988.Pengantar Administrasi Kesehatan.
Edisi kedua. Jakarta: PT. Bina Rupa
Aksara.
Dee Ann Gillies. 1989.Nursing Management.
Philadelphia: WB. Saunders Company.
Eleanor J. Sullivan dan Phillip J. Decker. 1985.
EffectiveManagement in Nursing. California:
Addison-Wesley Publishing Company.
H. Moh. Isa. 1980.Beberapa Bacaan tentang Dasar-dasar
Manajemen. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Latihan Pegawai Depkes RI.
T. Hani Handoko. 1995.Manajemen. Edisi kedua.
Yogyakarta: BPFE.
-tabp � p . �b �ob so-level-number-position:left;
margin-left:.25in;
text-indent:-.25in;
font-family:"Courier New";}
@list l3
{mso-list-id:1950964399;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-396487686 67698691 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;}
@list l3:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:o;
mso-level-tab-stop:.25in;
mso-level-number-position:left;
margin-left:.25in;
text-indent:-.25in;
font-family:"Courier New";}
ol
{margin-bottom:0in;}
ul
{margin-bottom:0in;}
-->
SATUAN ACARA PENYULUHAN
RESIKO KOMPLIKASI HIPERTENSI : STROKE
Pokok Bahasan : Komplikasi
Hipertensi : Stroke.
Sasaran : Keluarga Ny.M.
Target : Ny. M dan Keluarga.
Waktu :
30 menit.
Hari/Tanggal :
Sabtu, 05 Juni 2004.
Tempat :
Rumah Ny. M.
I.
TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Keluarga memahami tentang resiko hipertensi.
II.
TUJUAN
INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah diberikan
penyuluhan keluarga dapat :
1. Menyebutkan definisi stroke.
2. Keluarga
dapat menyebutkan faktor-faktor resiko terjadinya stroke.
3. Keluarga
mampu mengenal tanda dan gejala stroke.
4. Keluarga
mampu menyebutkan cara pencegahan terhadap stroke.
III. GARIS BESAR MATERI
1.
Pengertian
stroke.
2.
Faktor-faktor
resiko terjadinya stroke.
3.
Tanda
dan gejala stroke.
4.
Pencegahan
terhadap stroke.
IV. METODE
Ceramah dan tanya jawab
V. MEDIA
Leaflet, gambar, alat peraga
VI. PENYULUH
Sakiyan
VII. KEGIATAN PEENYULUHAN
No
|
Tahap
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluh
|
Kegiatan Audien
|
1.
|
Pembukaan
|
5 menit
|
o
Mengucapkan
salam
o
Perkenalan
o
Menjelaskan
tujuan
|
o
Menjawab
salam
o
Memperhatikan
o
Memperhatikan
|
2.
|
Penyampaian materi
|
20 menit
|
o
Menyampaikan
materi : pe-ngertian stroke, faktor-faktor resiko terjadinya stroke, tanda
dan gejala stroke, pencegahan terjadinya stroke.
o
Memberikan
kesempatan bertanya.
o
Menjawab
pertanyaan
|
o
Memperhatikan
o
Bertanya
hal yang kurang jelas
o
Memperhatikan
|
3.
|
Penutup
|
5 menit
|
o
Evaluasi
dan menyimpulkan materi
o
Memberikan
reinforcement
o
Kontrak
waktu.
o
Mengucapkan
salam
|
o
Memperhatikan
o
Mengucapkan
terima kasih
o
Memberikan
alternatif waktu
o
Menjawab
salam
|
Bahan Rujukan
Price & Wilson, 1994, Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit , EGC, Jakarta
Soeparman & Waspadji, 1999, Ilmu
penyakit Dalam Jilid II, FK UI, Jakarta
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2001, Manfaat Serat Untuk Kesehatan, RSPAD
Gatot Soebroto, Jakarta.
Comments
Post a Comment