Skip to main content

Trustworthiness of Data

  Menurut Guba dan Lincoln kriteria penelitian dapat dipercaya dalam menampilkan fenomena yang mendukung keakuratan penelitian, meliputi: 1.       Credibility merupakan penelitian dipercaya ketika partisipan mengakui temuan penelitian sebagai pengalamannya. 2.       Dependability merupakan data yang didapatkan stabil pada setiap waktu dan kondisi. Proses penelitian logis, dapat dilacak, dan pendokumentasian jelas. 3.       Conformability merupakan objektivitas data atau kenetralan data yang menunjukkan bahwa intepretasi dan temuan penelitian jelas berasal dari data serta sebagai petunjuk sebuah kesimpulan dan intepretasi telah di capai. Transferability merupakan generalisasi penerapan hasil penelitian untuk diterapkan pada tempat atau kondisi yang setara.

LP Waham

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

A.      Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006).
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal. (Stuart dan sundeen, 2004).
Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan. (Harold K, 2004).

B.       Penyebab
1.         Faktor Predisposisi
a.         Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem syaraf yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
b.        Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre frontal dan korteks limbic.
c.         Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan glutamat.
d.        Virus : paparan virus influensa pada trimester III
e.         Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
2.         Faktor Presipitasi
a.         Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b.        Mekanisme penghantaran listrik abnormal
c.         adanya gejala pemicu

C.      Klasifikasi Waham
1.         Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkjan secra berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
2.         Waham Kebesaran
Keyakinan klien yang berlebihan terhadap kemampuan yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan
3.         Waham Somatik
Klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan
4.         Waham Curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan
5.         Waham Sisip Fikir
Klien yakin bahwa ada fikiran orang lain yang disisipkan/dimasukkan kedalam fikiran yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan
6.         Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak didunia/meninngal yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan
7.         Waham Siar Fikir
Klien yakin bahwa ada orang lain mengetahui apa yang dia butuhkan walaupun dia tidak menyatakan pada orang tersebut apa yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai kenyataan

D.      Manifestasi Klinis
Menurut Azis (2003), tanda dan gejala yang dihasilkan atas penggolongan waham, yaitu:
1.         Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan
2.         Klien tampak tidak mempunyai orang lain
3.         Curiga
4.         Bermusuhan
5.         Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
6.         Takut, sangat waspada
7.         Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
8.         Ekspresi wajah tegang
9.         Mudah tersinggung




E.       Akibat
Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

ASUHAN KEPERAWATAN
F.       Diagnosa Keperawatan
1.         Perubahan isi pikir : waham
a.         Data subjektif : Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
b.        Data objektif : Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung

G.      Rencana Keperawatan
1.         Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga dirinya.
2.         Tujuan khusus :
a.         Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1)        Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
2)        Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
3)        Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
4)        Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri

b.         Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
1)        Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2)        Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis
3)        Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c.         Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
1)        Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2)        Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
d.        Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
1)        Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
2)        Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
3)        Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
e.         Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
1)        Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2)        Beri pujian atas keberhasilan klien
3)        Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
f.          Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
1)        Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
2)        Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3)        Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
4)        Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

Daftar Pustaka
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003
Santoso, Budi. 2005 – 2006. Panduan Diagnosa Nanda. Jakarta : Prima Medika.
Stuart, G.W. dan Sundden, S.J. ( 2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta :  EGC
Keliat Budi A. 2006. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC.
Yosep Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung : Refika Aditamalp-waham.azam.bloggespot.comlp-waham.azam.bloggespot.com

Comments

Popular posts from this blog

LP NSTEMI

KONSEP DASAR NSTEMI A.       PENGERTIAN NSTEMI adalah  adanya ketidakseimbangan antara pemintaan dan suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan arteri koroner akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan (Sylvia,2009). Unstable Angina (UA) dan Non ST Elevasi Infark Miokard diketahui merupakan suatu kesenambungan dengan kemiripan patofisiologis dan gambaran klinis sehingga pada prinsipnya penatalaksanaan keduanya tidak berbeda. Diagnosis NSTEMI ditegakkan jika pasien dengan manifestasi klinis UA menunjukkan bukti adanya nekrosis miokard  berupa peningkatan biomarker jantung (Sudoyo, 2009). Non STEMI merupakan tipe infark miokard tanpa elevasi segmen ST yang disebabkan oleh obstruksi koroner akibat erosi dan ruptur plak. Erosi dan ruptur plak ateroma menimbulkan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Pada Non STEMI, trombus yang terbentuk biasanya tidak menyeb

WOC DISTRESS SPIRITUAL

Diagnosa nanda nic noc defisiensi kesehatan komunitas