Menurut Guba dan Lincoln kriteria penelitian dapat dipercaya dalam menampilkan fenomena yang mendukung keakuratan penelitian, meliputi: 1. Credibility merupakan penelitian dipercaya ketika partisipan mengakui temuan penelitian sebagai pengalamannya. 2. Dependability merupakan data yang didapatkan stabil pada setiap waktu dan kondisi. Proses penelitian logis, dapat dilacak, dan pendokumentasian jelas. 3. Conformability merupakan objektivitas data atau kenetralan data yang menunjukkan bahwa intepretasi dan temuan penelitian jelas berasal dari data serta sebagai petunjuk sebuah kesimpulan dan intepretasi telah di capai. Transferability merupakan generalisasi penerapan hasil penelitian untuk diterapkan pada tempat atau kondisi yang setara.
SAP
(Satuan Acara Penyuluhan)
Pokok bahasan : Post Natal Care (PNC)
Sub pokok bahasan : Tekhnik menyusui yang baik
dan benar
Hari/Tanggal : Kamis, 18 Januari 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Muzdalifah
Sasaran : Ny. N
A. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan,
peserta mengerti tentang cara menyusui yang baik dan benar
B. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan,
peserta dapat mengetahui tentang:
1.
Pengertian tekhnik menyusui yang benar
2.
Posisi dan perlekatan menyusui yang benar
3.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
4.
Langkah-langkah menyusui yang benar
5.
Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar.
6.
Lama dan frekuensi menyusui
C. Materi
1.
Pengertian tekhnik menyusui yang benar
2.
Posisi dan perlekatan menyusui yang benar
3.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
4.
Langkah-langkah menyusui yang benar
5.
Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar.
6.
Lama dan frekuensi menyusui
D. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
E. Media
1.
Leaflet
2.
Flipchart
F. Kegiatan penyuluhan
No
|
Tahap/waktu
|
Kegiatan penyuluhan
|
Kegiatan sasaran
|
1.
|
Pembukaan :
3 menit
|
- Memberi salam pembuka
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan pokok bahasan dam tujuan penyuluhan
- Membagi leaflet
|
- Menjawab salam
- Memperhatikan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
|
2.
|
Pelaksanaan :
20 menit
|
- Menjelaskan pengertian tekhnik menyusui yang benar
- Menjelaskan posisi dan perlekatan menyusui yang benar
- Menjelaskan persiapan memperlancar pengeluaran ASI
- Menjelaskan langkah-langkah menyusui yang benar
- Menjelaskan cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar.
- Lama dan frekuensi menyusui
|
- Memperhatikan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
|
3.
|
Evaluasi :
5 menit
|
Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan.
|
Menjawab pertanyaan
|
4.
|
Terminasi :
2 menit
|
- Mengucapkan terimakasih atas peran serta dan peserta
- Mengucapkan salam penutup
|
- Mendengarkan
- Menjawab salam
|
G. Evaluasi
1.
Jelaskan cara menyusui yang baik dan benar?
2.
Jelaskan posisi bagaimana cara menyusui bayi kemabar yang baik dan
benar?
3.
Sebutkan langkah-langkah menyusui yang baik damn benar?
H. Hasil
1.
Ibu bisa menjelaskan tekhnik cara menyusui yang baik dan benar.
2.
Ibu bisa menjelaskan dan memperagakan bagaimananya caranya
menyusui bayi dengan baik dan benar.
3.
Ibu mampu menyebutkan langkah-langkah menyusui yang baik dan
benar.
Materi Penyuluhan
“Tekhnik Menyusui yang Baik dan Benar”
A. Pengertian Tekhnik Menyusui
yang benar
Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Saminem,2009)
Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI
kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti,
2010)
Tekhnik menyusui yang benar adalah kegiatan yang menyenangkan bagi
ibu sekaligus memberikan manfaat yang tidak terhingga pada
anak dengan cara yang benar (Yuliarti, 2010).
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu
dan memperkuat refleks menghisap bayi.
Jadi, Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan posisi ibu yang benar, sehingga memudahkan bayi untuk menyusu.
B. Posisi dan perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui.
Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau
berbaring.
Gambar
1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar
Gambar
2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar
Gambar
3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi
tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu
dengan posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara
seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada
ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu
sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak (Vivian Nanny Lia Dewi,
Tri Sunarsih, 2011)
Gambar
4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal
Gambar
5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan
Gambar
6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah
Gambar
7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh
Gambar
8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan
C. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
Persiapan mempelancar pengeluaran ASI
dilaksanakan dengan jalan :
1.
Membersihkan putting susu dengan air atau minyak , sehingga epital
yang lepas tidak menumpuk.
2.
Putting susu di tarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
3.
Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.
D. Langkah –langkah menyusui yang benar
1.
Cuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun.
2.
Peras sedikit ASI dan oleskan disekitar puting .
3.
Duduk dan berbaring sesuai posisi yang nyaman untuk ibu. jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus
lurus dan hadapkan bayi kedada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan
putting susu, biarkan bibir bayi menyentuh
putting susu ibu dan tunggu sampai terbuka lebar .
4.
Segera dekatkan bayi kepayudara sedemikian rupa sehingga bibir
bawah bayi terletak dibawah puting susu. Cara meletakan mulut bayi dengan benar
yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bayi membuka lebar.
5.
Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri lalu
kesebelah kanan sampai bayi merasa kenyang.
6.
Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi
dibersihkan dengan lap bersih yang telah direndam dengan air hangat.
7.
Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang
terhisap bisa keluar.
Gambar
9. Cara meletakan bayi
Gambar
10. Cara memegang payudara
Gambar
11. Cara merangsang mulut bayi
Gambar 12. Perlekatan
benar
Gambar
13. Perlekatan salah
E. Cara Pengamatan Tekhik Menyusui yang benar
Menyusui dengan tekhnik yang tidak benar dapat mengakibatkan
puting susu menjadi lecet dan asi tidak keluar secara optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjut nya atau
bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar, maka akan
memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
1.
Bayi tampak tenang.
2.
Badan bayi menempel pada perut ibu.
3.
Mulut bayi terbuka lebar.
4.
Dagu bayi menemel pada payudar ibu.
5.
Sebagian aerola masuk ke dalam mulut bayi, aerola bawah lebih
banyak yang masuk.
6.
Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu.
7.
Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin aerola ( tidak hanya putting saja),lingkar aerola atas terlihat
lebih banyak bila dibandingkan dengan lingkar aerola bawah.
8.
Lidah bayi menopang putting dan aerola bagian bawah .
9.
Bibir bawah bayi melengkung keluar.
10.
Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
11.
Puting susu tidak terasa nyeri.
12.
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
13.
Kepala bayi agak menengadah.
14.
Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang disertai
dengan berhenti sesaat.
F.
Lama dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya tindakan menyusui bayi dilakukan disetiyap bayi
membutuhkan karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus
menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena penyebab lain (BAK,
kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu
menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7
menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya,
bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal dan sesuai
kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih
sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan
memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan ukuran kedua payudara, maka sebaiknya
setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar
berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi
lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir
disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (bra) yang
dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat. (Vivian Nanny Lia Dewi, Tri
Sunarsih, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Vivian Nanny Lia Dewi, Tri
Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Salemba Medika: Jakarta
Comments
Post a Comment