Menurut Guba dan Lincoln kriteria penelitian dapat dipercaya dalam menampilkan fenomena yang mendukung keakuratan penelitian, meliputi: 1. Credibility merupakan penelitian dipercaya ketika partisipan mengakui temuan penelitian sebagai pengalamannya. 2. Dependability merupakan data yang didapatkan stabil pada setiap waktu dan kondisi. Proses penelitian logis, dapat dilacak, dan pendokumentasian jelas. 3. Conformability merupakan objektivitas data atau kenetralan data yang menunjukkan bahwa intepretasi dan temuan penelitian jelas berasal dari data serta sebagai petunjuk sebuah kesimpulan dan intepretasi telah di capai. Transferability merupakan generalisasi penerapan hasil penelitian untuk diterapkan pada tempat atau kondisi yang setara.
KONSEP ANTE NATAL CARE
(ANC)
A. DEFINISI
Antenatal
care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen kehamilan
dimana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Wiknjosastro, 2007).
Menurut
DepKes RI (2007) pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang
berseifat preventive care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik
bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan
yang memperhatikan presisi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan.
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Sedangkan pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada ibunya disebut antenatal care.
Antenatal
Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2010).
B. TUJUAN
1.
Mengenal dan menangani
sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan kala
nifas.
2.
Mengenal dan menangani
penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan kala nifas.
3.
Memberikan nasihat dan
petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan
aspek keluarga berencana.
4.
Menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan perinatal (Manuaba, 2010)
C. KEBIJAKAN
PROGRAM
1.
Standart minimal asuhan
antenatal (7T)
a.
Timbang berat badan
b.
Ukur tekanan darah
c.
Ukur tinggi fundus
uteri
d.
Imunisasi TT
e.
Pemberian tablet besi
(minum 90 tablet selama kehamilan dan dimulai usia kehamilan 20 minggu)
f.
Test terhadap PMS
g.
Temu wicara dalam
rangka persiapan rujukan
2.
Standart minimal
Kunjungan Kehamilan
Sebaiknya ibu
memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan , yang terdistribusi
dalam 3 trimester, yaitu sbb:
a.
1 kali pada trimester I
b.
1 kali pada trimester
II
c.
2 kali pada trimester
III
3.
Informasi Kunjungan Kehamilan
Kunjugan
|
Waktu
|
Informasi Penting
|
Trimester Pertama
|
Sebelum minggu ke 14
|
· Membangun
hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu hamil
· Mendeteksi
masalah dan menanganinya
· Melakukan
tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemis kekurangan zat besi,
penggunaan praktik tradisional yang merugikan
· Memulai
persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
· Mendorong
perilakuk yang sehat (giat, latihan dan kebersihan, dsb)
|
Trimester kedua
|
Sebelum minggu ke 28
|
Sama seperti diatas ditambah
kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia ( tanya ibu tentang gejala – gejala
preeklapmsia, pantau TD, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui
proteinuria)
|
Trimester ketiga
|
Antara minggu 28 – 36
|
Sama seperti diatas, ditambah palpasi
abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
|
Trimester ketiga
|
Sama seperti diatas, ditambah deteksi
letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran
dirumah sakit.
|
(Marjati dkk, 2010).
D. PROSES
KEHAMILAN
1.
Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel
telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan sperma paling sering adalah
didaerag ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase
yaitu:
a.
Tahap penembusan korona
radiata
Dari 200 – 300 juta
hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa menembus korona radiata
karena sudah mengalami proses kapasitasi.
b.
Penembusan zona
pellusida
Spermatozoa lain
ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya satu terlihat mampu
menembus oosit.
c.
Tahap penyatuan oosit
dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka
akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44 autosom dan 2
gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX unutk wanita dan XY untuk laki -
laki)
2.
Pembelahan
Setelah itu zigot akan
membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel, sampai dengan 16 sel
disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar.
Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan membelah membentuk morula (4 hari). Saat
morula masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam
ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel
menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah
rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian
dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa
masuk endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk blastokista
tingkat lanjut.
3.
Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel
telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) kedalam dinding uterus pada
awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri bagian
anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada
pada fase sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar
rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung
banyak cairan (Marjati,dkk.2010).
E. PERUBAHAN
FISIOLOGIS IBU HAMIL
1.
Uterus
Uterus bertambah besar
semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran ini dikarenakan hipertropi oleh
otot-otot rahim.
2.
Vagina
a.
Elastisitas vagina
bertambah
b.
Getah dalam vagina
biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
c.
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga waran
selaput lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
3.
Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih
terdapt corpus luteum graviditatis sampai terbentuknya uri yang mengambil alih
pengeluaran estrogen dan progesteron.
4.
Kulit
Terdapat hiperpigmentasi
antara lain pada areola normal, papila normal, dan linea alba.
5.
Dinding perut
Pembesaran rahim
menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan selaput elestis di bawah kulit
sehingga timbul strie gravidarum.
6.
Payudara
Biasanya membesar dalam
kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli puting susu biasanya membesar dan
berwarna lebih tua. Areola mammae melebar dan lebih tua warnannya.
7.
Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang
mengeluh sering sesak nafas, yang sering ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke
atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat
pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga
ibu akan bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.
8.
Sistem urinaria
Pada bulan-bulan
pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar, dimana
kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian
ASI. (Sarwono,2007)
F.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa
urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya, diperiksa darah untuk
mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella
Tes Lab
|
Nilai Normal
|
Nilai Tidak Normal
|
Diagnosis Masalah Terkait
|
Hemoglobin
|
10,5-14,0
|
<10,5
|
Anemia
|
Protein Urin
|
Terlacak/negatif
Bening/negatif
|
Protein urine
|
|
Glukosa dalam urin
|
Warna hijau
|
Kuning, orange, coklat
|
Diabetes
|
VDRL/RPR
|
Negatif
|
Positif
|
Syphilis
|
Faktor rhesus
|
Rh +
|
Rh-
|
Rh sensitization
|
Golongan Darah
|
A B O AB
|
-
|
Ketidakcocokan ABO
|
HIV
|
-
|
+
|
AIDS
|
Rubella
|
Negatif
|
Positif
|
Anomali pada janin jika ibu terinfeksi
|
Feses untuk ova/telur cacing dan
parasit
|
Negatif
|
Positif
|
Anemia akibat cacing
|
2.
Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada
kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV rangka janin belum
tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi – kondisi
a.
Diperlukan tanda pasti
hamil
b.
Letak anak tidak dapat
ditentukan dengan jelas dengan palpasi
c.
Mencari sebab dari
hidraamnion
d.
Untuk menentukan
kelainan anak
3.
Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
a.
Diagnosis dan
konfirmasi awal kehamilan
b.
Penentuan umur gestasi
dan penafsiran ukuran fetal
c.
Mengetahui posisi
plasenta
d.
Mengetahui adanya IUFD
e.
Mengetahui pergerakan
janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010
G. PENGKAJIAN
Pengkajian dasar pada
klien menurut Doengoes (2007) sebagai berikut:
1.
Aktifitas dan istirahat
a.
Tekanan darah lebih
rendah dari pada normal pada 8-12 minggu pertama. Kembali pada tingkat normal
pada separuh waktu kehamilan akhir
b.
Denyut nadi meningkat
10-15x/menit
c.
Mur-mur sistolik pendek
dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume darah
d.
varises pada
ekstremitas bawah dan edema terutama pada trimester III
e.
Episode sinkope
2.
Integritas Ego
a.
Menunjukkan perubahan
persepsi diri
b.
Body image rendah
3.
Eliminasi
a.
Perubahan pada
konsistensi dan frekuensi defekasi
b.
Peningkatan frekuensi
berkemih
c.
Peningkatan berat jenis
urin
d.
Timbulnya hemoroid
4.
Makanan dan Cairan
a.
Mual, muntah terutama
pada trimester I, nyeri uluh hati sering terjadi
b.
Peningkatan berat badan
2-4 Kg pada trimester I, 11-12 Kg pada trimester II &III
c.
Membran mukosa kering,
hipertropi jaringan, gusi mudah terjadi perdarahan
d.
Hb dan Ht rendah,
mungkin di temui anemia fisiologis
e.
Glukus dan edema
5.
Nyeri dan
Ketidaknyamanan
a.
Kram kaki
b.
Nyeri tekan dan bengkak
pada payudara
c.
kontraksi brakson hicks
setelah 28 minggu
d.
Nyeri punggung
6.
Pernafasan
a.
Mukosa nampak lebih
merah dari biasanya
b.
frekwensi pernafasan
dapat meningkat relatif terhadap ukuran / tinggi uterus
c.
pernafasan thorakal
7.
Keamanan
a.
suhu tubuh 36 – 37ºC
b.
DJJ terdengar pada usia
kehamilan 17 –20 minggu
c.
gerakan janin terasa
pada usia kehamilan 20 minggu
d.
Quickening pada usia
kehamilan 16 – 20 minggu
e.
Ballotement ada pada
bulan ke 4 dan ke 5
8.
Sexualitas
a.
Berhentinya menstruasi
b.
Perubahan respon /
aktifitas seksual
c.
Leukhorea
d.
Peningkatan secara
progresif ukuran uterus
e.
Payudara membesar,
hiperpigmentasi pada areola
f.
Perubahan pigmentasi
kloasma, lineanigra, palmaleritema, spindernevi, strie gravidarum
g.
Tanda-tanda hegar,
chadwick positif
9.
Interaksi sosial
a.
Bingung atau meragukan
perubahan peran yang diantisipasi
b.
Tahap maturasi /
perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor kehamilan
c.
Respon anggota keluarga
lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional
10.
Penyuluhan/
Pembelajaran
Harapan individu
terhadap kehamilan persalinan, melahirkan tergantung pada usia, tingkat pengetahuan,
pengalaman, paritas, keinginan terhadap anak, dan keadaan ekonomi
11.
Pemeriksaan Diagnostik
a.
Darah : Hb, golongan
darah, skrening HIV, hepatitis
b.
skrening untuk TBC
paru, tuberubela
c.
tes serum HCG
H. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Trimester I
a.
Risiko Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
b.
Risiko kekurangan
volume cairan
2.
Trimester II
a.
Ketidakefektifan pola
nafas
3.
Trimester III
a.
Perubahan eliminasi
urin
b.
Gangguan pola tidur
c.
Nyeri akut
I.
RENCANA KEPERAWATAN
1.
Resiko
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Tujuan : Kebutuhan
nutrisi terpenuhi.
Intervensi :
a.
Tentukan keadekuatan
kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam,
perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
R/ kesejahteraan
janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2
tahun sebelum kehamilan
b.
Berikan informasi
tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen vitaminzat besi
setiap hari.
R/ Meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet seimbang
c.
Perhatikan adanya
mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk
makanannya.
R/ memakan bahan bukan
makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan pada kebutuhan psikologis, fenomena
budaya, respon terhadap lapar, dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
d.
Timbang BB klien.
berikan informasi tentang penambahan prenatal yang optimum.
R/ ketidakadekuatan
penambahan berat badan prenatal dan atau dibawah berat badan normal masa
kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada
janin dengan BBLR.
e.
Tinjau ulang frekuensi
dan beratnya mual/muntah.
R/ mual/muntah
trimester pertama dapat berdampak negative pada status nutrisi prenatal,
khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
2.
Resiko Kekurangan
volume cairan
Tujuan
: Kebutuhan volume cairan terpenuhi.
Intervensi
:
a.
Tentukan
frekuensi/beratnya mual/muntah.
R/ peningkatan kadar
hormone gonadotropin khorionik (HCG) perubahan metabolisme KH dan penurunan
motilistas gastric memperberat mual dan muntah pada trimester pertama.
b.
Tinjau ulang riwayat
kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum, gastritis, kolesistitis).
R/ membantu dalam
mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi masalah khusus dalam
mengidentifikasi intervensi.
c.
Kaji suhu dan turgor
kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
R/ indikasi dalam
membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi.
d.
d. Anjurkan klien
mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan penurunan BB setiap hari.
R/ membantu dalam
menentukan adanya muntah yang tidak dapat dikontrol.
e.
Anjurkan peningkatan
masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit
dan makanan tinggi karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.
R/ membantu dalam
meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
3.
Resiko tinggi pola
napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran diafragma.
Tujuan
: Pola pernapasan tak efektif tak terjadi.
Intervensi
:
a.
Kaji status pernapasan
(mis : sesak napas pada pergerakan tenaga kesehatan)
R/ menentukan
luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60% klien normal meskipun
kapasitas vital meningkat, fungsi pernapasan diubah saat kemampuan difragma
untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
b.
Dapatkan riwayat dan
pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (misal : alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan
tuberculosis).
R/ masalah lain dapat
terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.
c.
Berikan informasi
tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan program aktivitas latihan yang
realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas
tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan.
R/ menurunkan
kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan.
d.
Tinjau ulang tindakan
yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi masalah : mis ; postur yang baik,
menghindari merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan menggunakan posisi
semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
R/ postur yang baik dan
makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik meningkatkan
ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen
untuk pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi
paru sesuai penurunan uterus gravid.
4.
Perubahan eliminasi urin
Tujuan : tidak ada
gangguan eliminasi urin
Intervensi :
a.
Berikan informasi
tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester ketiga.
R/ membantu klien
memahami alas an fisiologi dan frekuensi berkemih dan/nokturia pembesaran
uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih mengakibatkan sering
berkemih.
b.
Berikan informasi
mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas sehari.
R/ mempertahankan
tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang mengurangi natrium diet untuk
mempertahankan status isotonik
c.
Berikan informasi
mengenai bahaya menggunakan diuretic dan penghilangan natrium dan diet.
R/
kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator rennin-angiotensin-
aldosteron dan kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat.
d.
Anjurkan klien untuk
melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan keluhan-keluhan nokturia.
R/ meningkatkan perfusi
ginjal memobilisasi bagian yang mengalami edema dependent, edema berkurang pada
pagi hari pada kasus edema fisiologi.
e.
Anjurkan klien untuk
menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama.
R/ posisi ini
memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan menurunkan aliran vena.
5.
Gangguan pola tidur b/d
stress psikologik, perubahan pola tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan : Pola tidur
teratur.
Intervensi :
a.
Tinjau ulang kebutuhan
perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan, teruskan pola tidur saat
ini.
R/ membantu
mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur yang berbeda waktu tidur malam
dan tidur siang lebih dini.
b.
Kaji tingkat insomnia
dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan alat Bantu untuk tidur
seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan penurunan aktivitas
tepat sebelum beristirahat.
R/ ansietas yang
berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktivitas janin
dapat mempersulit tidur.
c.
Perhatikan keluhan
kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler.
R/ pada posisi
rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen menekan diafragma hingga
membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi semi fowler memungkinkan diafragma
menueun, membantu mengembangkan ekspansi paru dengan optimal.
d.
Evaluasi tingkat
kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat 2 jam dan dapatkan 8 jam tidur per
malam.
R/ peningkatan retensi
cairan, penambahan berat badan dan pertumbuhan janin semua memperberat perasaan
lelah, khususnya pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan lain.
6.
Nyeri b/d perubahan
fisik, pengaruh hormonal
Tujuan : Nyeri
berkurang/hilang
Intervensi :
a.
Kaji secara terus menerus
ketidaknyamanan klien.
R/ data dasar terbaru
untuk merencanakan perawatan
b.
Kaji status pernapasan
klien.
R/ penurunan kapasitas
pernapasan saat uterus menekan diafragma, mengakibatkan dispnea khususnya pada
multigravida, yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara bayi dalam
kandungannya.
c.
Perhatikan adanya
keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan.
R/ lordosis dan
regangan otot disebabkan pengaruh hormone (relaxing-progesteron) pada sambungan
pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
d.
Perhatikan adanya kram
pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki
bagian dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering mengganti
posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.
R/ menurunkan
ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan kadar kalsium/ ketidakseimbangan
kalsium-fosfor atau karena tekanan dari pembesaran uterus, pada saraf yang
menyuplai ekstremitas bawah.
e.
Kaji adanya/frekuensi
konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi mengenai fisiologi aktivitas
uterus.
R/ kontraksi ini dapat
menciptakan ketidaknyamanan pada multigravida pada trimester II maupun ke-III.
Primigravida biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester
akhir. Saat efek perubahan progesterone pada aktivitas uterus menurun dan kadar
oksitosin meningkat.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta : Depkes RI.
Manuaba,
Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Marjati,dkk.2010.
Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba Medika.
Muchtar
Rustam.2007. Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi. Jakarta: EGC.
Wiknjosostro. 2007. Ilmu Kebidanan
Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana Prawirohardjo.
Comments
Post a Comment