Skip to main content

Trustworthiness of Data

  Menurut Guba dan Lincoln kriteria penelitian dapat dipercaya dalam menampilkan fenomena yang mendukung keakuratan penelitian, meliputi: 1.       Credibility merupakan penelitian dipercaya ketika partisipan mengakui temuan penelitian sebagai pengalamannya. 2.       Dependability merupakan data yang didapatkan stabil pada setiap waktu dan kondisi. Proses penelitian logis, dapat dilacak, dan pendokumentasian jelas. 3.       Conformability merupakan objektivitas data atau kenetralan data yang menunjukkan bahwa intepretasi dan temuan penelitian jelas berasal dari data serta sebagai petunjuk sebuah kesimpulan dan intepretasi telah di capai. Transferability merupakan generalisasi penerapan hasil penelitian untuk diterapkan pada tempat atau kondisi yang setara.

lp anc (antenatal care)

KONSEP ANTE NATAL CARE (ANC)
A.      DEFINISI
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen kehamilan dimana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Wiknjosastro, 2007).
Menurut DepKes RI (2007) pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang berseifat preventive care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan presisi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan. Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Sedangkan pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada ibunya disebut antenatal care.
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2010).

B.       TUJUAN
1.         Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
2.         Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dan kala nifas.
3.         Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4.         Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal (Manuaba, 2010)  

C.       KEBIJAKAN PROGRAM
1.         Standart minimal asuhan antenatal (7T)
a.         Timbang berat badan
b.        Ukur tekanan darah
c.         Ukur tinggi fundus uteri
d.        Imunisasi TT
e.         Pemberian tablet besi (minum 90 tablet selama kehamilan dan dimulai usia kehamilan 20 minggu)
f.         Test terhadap PMS
g.        Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
2.         Standart minimal Kunjungan Kehamilan
Sebaiknya ibu memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan , yang terdistribusi dalam 3 trimester, yaitu sbb:
a.         1 kali pada trimester I
b.        1 kali pada trimester II
c.         2 kali pada trimester III
3.         Informasi Kunjungan Kehamilan
Kunjugan
Waktu
Informasi Penting
Trimester Pertama
Sebelum minggu ke 14
·         Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu hamil
·         Mendeteksi masalah dan menanganinya
·         Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemis kekurangan zat besi, penggunaan praktik tradisional yang merugikan
·         Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
·         Mendorong perilakuk yang sehat (giat, latihan dan kebersihan, dsb)
Trimester kedua
Sebelum minggu ke 28
Sama seperti diatas ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia ( tanya ibu tentang gejala – gejala preeklapmsia, pantau TD, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria)
Trimester ketiga
Antara minggu 28 – 36
Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
Trimester ketiga
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran dirumah sakit.
(Marjati dkk, 2010).

D.      PROSES KEHAMILAN
1.         Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan sperma paling sering adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:
a.         Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa menembus korona radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
b.        Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya satu terlihat mampu menembus oosit.
c.         Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX unutk wanita dan XY untuk laki - laki)
2.         Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah  rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida  akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa masuk endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk blastokista tingkat lanjut.
3.         Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung banyak cairan (Marjati,dkk.2010).

E.       PERUBAHAN FISIOLOGIS IBU HAMIL
1.         Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
2.         Vagina
a.         Elastisitas vagina bertambah
b.        Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
c.         Pembuluh darah  dinding vagina bertambah, hingga waran selaput lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
3.         Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
4.         Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal, dan linea alba.
5.         Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
6.         Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae melebar dan lebih tua warnannya.
7.         Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.
8.         Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI. (Sarwono,2007)




F.        PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.         Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya, diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella
Tes Lab
Nilai Normal
Nilai Tidak Normal
Diagnosis Masalah Terkait
Hemoglobin
10,5-14,0
<10,5
Anemia
Protein Urin
Terlacak/negatif
Bening/negatif
Protein urine
Glukosa dalam urin
Warna hijau
Kuning, orange, coklat
Diabetes
VDRL/RPR
Negatif
Positif
Syphilis
Faktor rhesus
Rh +
Rh-
Rh sensitization
Golongan Darah
A B O AB
-
Ketidakcocokan ABO
HIV
-
+
AIDS
Rubella
Negatif
Positif
Anomali pada janin jika ibu terinfeksi
Feses untuk ova/telur cacing dan parasit
Negatif
Positif
Anemia akibat cacing

2.         Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi – kondisi
a.         Diperlukan tanda pasti hamil
b.        Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
c.         Mencari sebab dari hidraamnion
d.        Untuk menentukan kelainan anak
3.         Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
a.         Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
b.        Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
c.         Mengetahui posisi plasenta
d.        Mengetahui adanya IUFD
e.         Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010



G.      PENGKAJIAN
Pengkajian dasar pada klien menurut Doengoes (2007) sebagai berikut:
             1.          Aktifitas dan istirahat
a.         Tekanan darah lebih rendah dari pada normal pada 8-12 minggu pertama. Kembali pada tingkat normal pada separuh waktu kehamilan akhir
b.        Denyut nadi meningkat 10-15x/menit
c.         Mur-mur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume darah
d.        varises pada ekstremitas bawah dan edema terutama pada trimester III
e.         Episode sinkope
             2.          Integritas Ego
a.         Menunjukkan perubahan persepsi diri
b.        Body image rendah
             3.          Eliminasi
a.         Perubahan pada konsistensi dan frekuensi defekasi
b.        Peningkatan frekuensi berkemih
c.         Peningkatan berat jenis urin
d.        Timbulnya hemoroid
             4.          Makanan dan Cairan
a.         Mual, muntah terutama pada trimester I, nyeri uluh hati sering terjadi
b.        Peningkatan berat badan 2-4 Kg pada trimester I, 11-12 Kg pada trimester II &III
c.         Membran mukosa kering, hipertropi jaringan, gusi mudah terjadi perdarahan
d.        Hb dan Ht rendah, mungkin di temui anemia fisiologis
e.         Glukus dan edema
             5.          Nyeri dan Ketidaknyamanan
a.         Kram kaki
b.        Nyeri tekan dan bengkak pada payudara
c.         kontraksi brakson hicks setelah 28 minggu
d.        Nyeri punggung
             6.          Pernafasan
a.         Mukosa nampak lebih merah dari biasanya
b.        frekwensi pernafasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran / tinggi uterus
c.         pernafasan thorakal
             7.          Keamanan
a.         suhu tubuh 36 – 37ºC
b.        DJJ terdengar pada usia kehamilan 17 –20 minggu
c.         gerakan janin terasa pada usia kehamilan 20 minggu
d.        Quickening pada usia kehamilan 16 – 20 minggu
e.         Ballotement ada pada bulan ke 4 dan ke 5
             8.          Sexualitas
a.         Berhentinya menstruasi
b.        Perubahan respon / aktifitas seksual
c.         Leukhorea
d.        Peningkatan secara progresif ukuran uterus
e.         Payudara membesar, hiperpigmentasi pada areola
f.         Perubahan pigmentasi kloasma, lineanigra, palmaleritema, spindernevi, strie gravidarum
g.        Tanda-tanda hegar, chadwick positif
             9.          Interaksi sosial
a.         Bingung atau meragukan perubahan peran yang diantisipasi
b.        Tahap maturasi / perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor kehamilan
c.         Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional
         10.          Penyuluhan/ Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan persalinan, melahirkan tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, paritas, keinginan terhadap anak, dan keadaan ekonomi
         11.          Pemeriksaan Diagnostik
a.         Darah : Hb, golongan darah, skrening HIV, hepatitis
b.        skrening untuk TBC paru, tuberubela
c.         tes serum HCG




H.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.         Trimester I
a.         Risiko Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
b.        Risiko kekurangan volume cairan
2.         Trimester II
a.         Ketidakefektifan pola nafas
3.         Trimester III
a.         Perubahan eliminasi urin
b.        Gangguan pola tidur
c.         Nyeri akut

I.         RENCANA KEPERAWATAN
1.         Resiko Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi :
a.         Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
R/ kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
b.        Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen vitaminzat besi setiap hari.
R/ Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
c.         Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk makanannya.
R/ memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan pada kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
d.        Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal yang optimum.
R/ ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR.
e.         Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
R/ mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
2.         Resiko Kekurangan volume cairan
Tujuan : Kebutuhan volume cairan terpenuhi.
Intervensi :
a.         Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
R/ peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik (HCG) perubahan metabolisme KH dan penurunan motilistas gastric memperberat mual dan muntah pada trimester pertama.
b.        Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum, gastritis, kolesistitis).
R/ membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
c.         Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
R/ indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi.
d.        d. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan penurunan BB setiap hari.
R/ membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat dikontrol.
e.         Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.
R/ membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
3.         Resiko tinggi pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran diafragma.
Tujuan : Pola pernapasan tak efektif tak terjadi.
Intervensi :
a.         Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga kesehatan)
R/ menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60% klien normal meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernapasan diubah saat kemampuan difragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
b.        Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (misal :  alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan tuberculosis).
R/ masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.
c.         Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan program aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan.
R/ menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan.
d.        Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi masalah : mis ; postur yang baik, menghindari merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan menggunakan posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
R/ postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravid.
4.         Perubahan eliminasi urin
Tujuan : tidak ada gangguan eliminasi urin
Intervensi :
a.         Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester ketiga.
R/ membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi berkemih dan/nokturia pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih mengakibatkan sering berkemih.
b.        Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas sehari.
R/ mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonik
c.         Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan penghilangan natrium dan diet.
R/ kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator rennin-angiotensin- aldosteron dan kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat.
d.        Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan keluhan-keluhan nokturia.
R/ meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami edema dependent, edema berkurang pada pagi hari pada kasus edema fisiologi.
e.         Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama.
R/ posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan menurunkan aliran vena.
5.         Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan : Pola tidur teratur.
Intervensi :
a.         Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan, teruskan pola tidur saat ini.
R/ membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur yang berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini.
b.        Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan alat Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
R/ ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
c.         Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler.
R/ pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen menekan diafragma hingga membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi semi fowler memungkinkan diafragma menueun, membantu mengembangkan ekspansi paru dengan optimal.
d.        Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat  2 jam dan dapatkan 8 jam tidur per malam.
R/ peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah, khususnya pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan lain.
6.         Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang
Intervensi :
a.         Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien.
R/ data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
b.        Kaji status pernapasan klien.
R/ penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma, mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida, yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara bayi dalam kandungannya.
c.         Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan.
R/ lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone (relaxing-progesteron) pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
d.        Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.
R/ menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena tekanan dari pembesaran uterus, pada saraf yang menyuplai ekstremitas bawah.
e.         Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi mengenai fisiologi aktivitas uterus.
R/ kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada multigravida pada trimester II maupun ke-III. Primigravida biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir. Saat efek perubahan progesterone pada aktivitas uterus menurun dan kadar oksitosin meningkat.



DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta : Depkes RI.
Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Marjati,dkk.2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba Medika.
Muchtar Rustam.2007. Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi. Jakarta: EGC.
Wiknjosostro. 2007. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana  Prawirohardjo.

Comments

Popular posts from this blog

LP NSTEMI

KONSEP DASAR NSTEMI A.       PENGERTIAN NSTEMI adalah  adanya ketidakseimbangan antara pemintaan dan suplai oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan arteri koroner akan menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan (Sylvia,2009). Unstable Angina (UA) dan Non ST Elevasi Infark Miokard diketahui merupakan suatu kesenambungan dengan kemiripan patofisiologis dan gambaran klinis sehingga pada prinsipnya penatalaksanaan keduanya tidak berbeda. Diagnosis NSTEMI ditegakkan jika pasien dengan manifestasi klinis UA menunjukkan bukti adanya nekrosis miokard  berupa peningkatan biomarker jantung (Sudoyo, 2009). Non STEMI merupakan tipe infark miokard tanpa elevasi segmen ST yang disebabkan oleh obstruksi koroner akibat erosi dan ruptur plak. Erosi dan ruptur plak ateroma menimbulkan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Pada Non STEMI, trombus yang terbentuk biasanya tidak menyeb

WOC DISTRESS SPIRITUAL

Diagnosa nanda nic noc ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)